IQNA

Putri Syahid al-Muhandis saat Wawancara dengan IQNA:

Tidak Ada yang Menjadi Haji Qasem untuk Ayahku/ Kehadiran Pasukan Sunni dan Kristen di al-Hashd al-Shaabi

12:23 - January 06, 2020
Berita ID: 3473811
IRAK (IQNA) - Putri syahid Abu Mahdi al-Muhandis, wakil Hashd al-Shaabi, yang menjadi syahid bersama dengan Jenderal Qasem Soleimani di Irak, mengatakan: "Ayah saya memiliki banyak hubungan dengan banyak orang, tetapi tidak ada yang menjadi haji Qasem untuknya karena ia adalah orang yang ikhlas dan suci. Hubungan mereka berdua dengan Tuhannya inilah yang menjadi faktor persahabatan mereka.

Manar Ibrahimi, putri syahid Jamal Ja'far Ibrahimi, yang juga dikenal sebagai Abu Mahdi al-Muhandis, rekan dari Letnan Jenderal Syahid Qasem Soleimani, mengatakan kepada IQNA: "Tindakan AS adalah tindakan primitif, seperti orang-orang gurun yang tidak tahu cara berinteraksi."

Ibrahimi dengan menjelaskan bahwa kita tidak memiliki Arab dan Ajam dan persatuan adalah kunci kekuatan menambahkan, "Ayah saya tidak mengatakan bahwa saya orang Irak dan dia orang Iran atau saya orang Syiah dan lainnya adalah orang Sunni. Martabat dan kemuliaan manusia sangat penting bagi ayah saya. Dia telah belajar pelajaran ini dari Imam Husein (as) karena dia adalah simbol perlawanan.

Ibrahimi dengan menjelaskan bahwa ayah saya menggunakan momen-momen hidupnya, mengatakan: “Tidaklah demikian, ayah saya hanya melakukan pekerjaan militer; dia melakukan pekerjaan militer, politik dan lain-lain dengan bantuan temannya, yang ada di tenda Imam Husein as”.

Putri syahid al-Muhandis menyatakan: "Ayah saya tidak meninggalkan Haji Qasem sejenakpun.

Dari sudut pandang ayah saya tentang Sardar Soleimani, dia berkata: "Ayah saya banyak mempunyai relasi dan hubungan dengan banyak orang, tetapi menurut pengakuannya tidak ada yang menjadi Haji Qasem untuk diriku karena dia orang yang ikhlas dan suci. Hubungan mereka dengan Tuhanlah faktor yang menjadikan mereka teman. Terkadang ayah saya dikira Haji Qasem. Itu adalah kesalahan karena keduanya disatukan dalam sebuah gambar dan rambut mereka yang memutih di jalan jihad membuat mereka terlihat serupa. Kesamaan yang mereka miliki telah menyebabkan persaudaraan mereka.

Dengan menekankan bahwa tidak ada perbedaan dalam bahasa dan ras, ia mengungkapkan: perbedaan manusia dalam ketakwaan. Saya pernah meminta Haji Qasem untuk memberi saya nasihat. Dia menekankan pada ketakwaan. Takwa memiliki makna yang sangat luas, dan siapa pun yang berhiaskannya maka tidak lagi berpikir dari mana orang tersebut berasal, bahasa apa yang dia pakai atau bahkan agama apa yang dia miliki?

Putri syahid al-Muhandis menyebutkan adanya pasukan Sunni dan Kristen di al-Hashd al-Shaabi dan berkata: "Ketika ayah saya pergi ke daerah operasi, ayah saya akan mendekap anak-anak imigran yang mungkin adalah ISIS dan akan berbincang-bincang dengan mereka dan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah. Menurut ayah, Syiah dan Sunni tidak ada perbedaan. Dia akan berbicara dan bercanda dengan semua orang. Al-Hashd al-Shaabi bukan hanya struktur militer tetapi struktur organisasi. Ayah saya adalah seorang insinyur sipil dan pekerjaannya adalah membangun. Dia datang ke Iran dari Kuwait pada tahun 63 dan bergabung dengan pasukan Badr. Ayah saya dicari oleh mantan pemerintah Irak dan dijatuhi hukuman mati.

“Kami adalah bagian dari poros perlawanan. Ada unsur pendudukan di wilayah itu, yang dianggap sebagai penjajah, bukan karena etnis Yahudinya, tetapi karena idenya. Unsur ini menciptakan perpecahan di kawasan Timur Tengah,” lanjutnya.

Di bagian lain ucapannya, Ibrahimi berkata: “Ayah saya telah memperoleh banyak pengalaman dalam berperang melawan ISIS”.

Di penghujung, dia berkata, "Ayah berkata seluruh dunia memusuhi Irak pada tahun 2014, dan hanya Iran yang membantu mendukung Irak."

 

https://iqna.ir/fa/news/3869064

 

captcha