IQNA melaporkan, Gholamreza Shahmiveh Esfahani, salah seorang juri internasional asal Iran, dengan mempublikasikan postingan di halaman pribadinya di Instagram, meneliti alasan kecenderungan para qari dunia dengan gaya tilawah almarhum Mustafa Ismail.
Dalam pembahasan terbarunya, Shahmiveh menulis: “Jika kita ingin memahami dengan benar kedudukan almarhum Mustafa Ismail dari aspek mempengaruhi seni tilawah Alquran, cukup melihat gaya banyak qari Mesir setelah kemunculannya di dunia tilawah dan lebih banyak mentaklid dari enam puluh persen qari Iran pasca revolusi dan sekitar sembilan puluh persen qari-qari di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Salah satu kriteria terpenting dari metode ini yang membuat qari dunia cenderung padanya, dapat dikategorikan dalam tiga topik utama, yang pertama adalah memiliki variasi yang sangat tinggi dalam baris dan melodi (naghom) serta derajat suara yang berbeda.
Selain itu, masalah kedua yang membuat qari cenderung pada metode tilawah almarhum Ustad Mustafa Ismail, adalah kemungkinan yang lebih luas dari gayanya untuk menggunakan alat-alat penyampaian konsep kepada audiens.
Alasan ketiga kecenderungan para qari untuk bergerak ke arah metode tilawah ustad Alquran dunia Islam ini adalah kemungkinan mempelajari metode ini dengan lebih mudah dan kerangka gayanya dari aspek pendidikan. (hry)