The Sputnik melaporkan, menyusul maraknya serangan teroris di Eropa, Menteri Dalam Negeri Swedia, Mikael Damberg mengatakan: “Para Ekstremis yang kejam sedang ditangani dengan serius dan kita harus menghadapi semua kekuatan yang menantang demokrasi dan kesetaraan atau membatasi kebebasan berekspresi atau cara hidup kita.”
Damberag menegaskan, pemerintah Swedia tidak bisa netral ketika orang-orang ini mencoba menyerang jantung demokrasi.
Pernyataan Damberg muncul saat polisi Swedia memutuskan untuk meluncurkan acara nasional dan mengambil tindakan segera terhadap kemungkinan serangan teroris, dan keputusan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan pasca serangan teroris di Prancis dan Austria.
“Penting bagi Swedia untuk menambah kesiapan untuk kemampuan mengelola hal-hal khusus. Ada bahaya bahwa [kelompok yang berafiliasi dengan teroris dan pendukung ISIS lainnya akan terinspirasi oleh tindakan ini. Karenanya, pihak berwenang telah memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa tindakan dapat diambil dengan cepat dan tepat waktu. Tentu saja, tempat-tempat yang dicurigai melatih dan mendorong kegiatan teroris sedang diteliti,” kata Damberg kepada SVT Swedia.
Pekan lalu, penembakan di Wina menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 20 orang. ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Sebelumnya pada bulan Oktober, seorang guru bahasa Prancis dipenggal kepalanya oleh seorang ekstremis Muslim karena memperlihatkan karikatur Nabi. (hry)