IQNA

Biden dan Impian untuk Memenuhi Tuntutan Warga Muslim

13:09 - December 12, 2020
Berita ID: 3474858
TEHERAN (IQNA) - Banyak pakar Amerika-Arab percaya bahwa suara warga Muslim menandai kemenangan Biden dalam pemilu. Sekarang harus dilihat apakah minoritas Muslim di pemerintahan baru AS benar-benar akan lebih baik dan tuntutan mereka dipenuhi.

Al-Quds al-Arabi melaporkan, minoritas Muslim di Amerika Serikat diperkirakan akan mengambil langkah maju dengan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden dan berakhirnya pengepungan era Trump.

Menurut sumber-sumber berita AS, langkah tersebut akan mengarah pada hubungan positif antara Biden dan minoritas Muslim dalam mendukung isu-isu terkait Arab, terutama masalah tuntutan kebebasan.

Menurut Mustafa Yusuf, seorang pakar Arab tentang masalah politik di Amerika Serikat, langkah yang paling jelas dari langkah-langkah ini adalah mengakhiri diskriminasi rasial dan interaksi dengan minoritas atas dasar kesetaraan, hak sipil, dan fokus pada perawatan kesehatan dan mendukung masalah-masalah terkait milik masyarakat Arab.

Menurut jajak pendapat Council on American-Islamic Relations yang berbasis di Washington, lebih dari satu juta Muslim memberikan suara dalam pemilihan presiden, dengan Biden menerima 69 persen suara; Trump, di sisi lain, hanya memenangkan 17 persen suara dari minoritas tersebut.

Alasan mengapa Muslim mendukung Biden

Oussama Jammal, sekretaris jenderal Dewan Organisasi Islam Amerika, organisasi Islam terbesar di negara itu, menekankan bahwa minoritas Muslim telah memainkan peran penting dalam pemilu AS karena sejumlah alasan; Alasan pertama, menurut Jammal, adalah permusuhan terbuka Trump terhadap minoritas Muslim sejak dia menjabat. Trump telah memenuhi semua janjinya kepada kelompok sayap kanan dan anti-Islam, terutama pengesahan undang-undang yang melarang warga Muslim memasuki tujuh negara Islam.

Oussama Jammal mengaitkan krisis dunia Arab dan dorongan rakyat kepada Biden, serta percaya bahwa dukungan Trump yang tidak terbatas untuk Israel dan relokasi kedutaan AS ke Yerusalem sebagai ibu kota rezim Zionis pada Desember 2017 juga menjadi faktor dalam kemenangan Biden. Dia juga menyalahkan pembelaan Trump terhadap diktator Arab reaksioner dan dukungan untuk Arab Saudi atas pembunuhan Jamal Khashoggi, seorang jurnalis yang mengkritik dinasti Saudi.

Muslim membantu Biden menang

Abdul Maujud ad-Dardiri, ketua Pusat Dialog Mesir-Amerika (berbasis di Washington) dalam hal ini mengatakan: “Peran minoritas Muslim dalam kemenangan Biden sangat mencolok dan kentara karena meluasnya diskriminasi dan penghinaan terhadap Muslim di dalam dan luar negeri selama era Trump.

“Biden melihat Muslim sebagai bagian integral dari keragaman minoritas di Amerika Serikat, bertolak dengan Trump, yang melenyapkan minoritas Muslim. Kelompok minoritas ini memainkan peran yang menentukan di beberapa negara bagian, yang paling penting adalah Minnesota, Pennsylvania, New Jersey, dan Georgia. Minoritas Muslim dan Arab di semua tingkatan dan di sebagian besar negara bagian menyetujui pemilihan Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, dan dalam satu hari sekitar 40.000 warga Muslim sepakat satu sama lain. Orang Mesir yang pro-demokrasi sangat mendukung Biden. Di Minnesota, misalnya, sekelompok pemuda Mesir, Arab, dan Muslim membentuk fakta dengan semua minoritas dan mendukung Biden di berbagai negara bagian,” lanjut ad-Dardiri.

Ketua Pusat Dialog Mesir-Amerika percaya bahwa tindakan kedepan terhadap minoritas Muslim akan berdampak positif pada kemenangan Biden, dan menambahkan: Kemenangan ini bisa menjadi kemenangan bagi keragaman rasial masyarakat Amerika, di luar ras kulit putih, dan menjelaskan dukungan dari minoritas, yang sayangnya terpinggirkan selama era Trump.

Langkah-langkah maju

Ad-Dardiri berkata: “Biden telah berjanji kepada minoritas Muslim bahwa dia akan merubah kinerja-kinerja Trump tentang melarang Muslim masuk, menghentikan penghinaan berulang-ulang, mempekerjakan sejumlah Muslim di pemerintahannya, dan menanggapi tuntutan minoritas dengan serius. 115 warga Muslim terpilih sebagai kandidat sementara 57 dari mereka menang, sehingga meningkatkan jumlah Muslim di Kongres. Karenanya, kaum minoritas ini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan internal Amerika dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebebasan di dunia Islam.

Kembali ke era Obama

Mustafa Yusuf, direktur Pusat Internasional untuk Studi Pembangunan dan Strategis di Kanada mengatakan: “Kemenangan Biden kembali ke era Barack Obama. Diskriminasi rasial dihentikan dan minoritas diperlakukan dengan adil seperti warga negara lainnya. Saya berharap tidak ada kesepakatan yang akan dicapai dengan para diktator dan situasi hak asasi manusia di negara-negara Arab akan membaik dan para tahanan akan dibebaskan, dan bahwa Komite Hak Asasi Manusia Kongres, pemerintah Biden, dan dalam hal ini Departemen Luar Negeri akan memberikan banyak tekanan pada organisasi-organisasi internasional. Saya meminta semua orang untuk mengambil kesempatan besar ini.”

Menanggapi oposisi Arab, dia berkata: “Segenap upaya harus dilakukan untuk mengintegrasikan dan menggunakan wacana pragmatis, dan untuk menghindari meneriakkan slogan dan penceraian. Organisasi yang dibubarkan harus dibongkar dan ketidakmampuan mereka dipermalukan dan alternatif lain harus dipertimbangkan.”

Gamal Heshmat, pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, yang beroperasi di luar Mesir mengatakan: “Kemungkinan kemenangan Joe Biden dan kekalahan Trump akan menyebabkan ketegangan di dunia Arab. Pembebasan beberapa tahanan politik menunjukkan bukti perubahan superfisial dalam kebijakan pemerintah Biden, tetapi pemerintahan baru belum terbentuk dan kami menunggu perubahan!” (hry)

 

3939611

Kunci-kunci: Biden ، Impian ، Tuntutan ، Warga Muslim
captcha