IQNA

Laporan IQNA tentang Pembukaan Konferensi Persatuan Islam ke-35; Presiden:

Gagasan Persatuan dan Pemulihan Hubungan Adalah Langkah Strategis di Dunia Islam / Konspirasi Eksploitasi Baru di Negara-Negara Muslim

5:20 - October 21, 2021
Berita ID: 3475895
TEHERAN (IQNA) - Hujjatul Islam wal Muslimin pada acara pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35, yang diadakan di Istana Kepresidenan, menekankan: “Gagasan pemulihan hubungan dan persatuan umat Islam, yang ditekankan oleh Imam Besar dan hari ini ditekankan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi, adalah sebuah langkah strategis dan perlu di dunia Islam.”

IQNA melaporkan, acara pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 diadakan di Istana Presiden pada Selasa pagi, 19 Oktober, dengan dihadiri Hujjatul Islam wal Muslimin Seyyed Ibrahim Raisi, Presiden Iran.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seyyed Ibrahim Raisi, di awal pidatonya, mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Islam, Muhammad al-Mustafa (saw) dan Imam Ja'far Shadiq (as) kepada hadirin yang terhormat dan Umat Islam mengucapkan terimakasih khususnya kepada Hujjatul Islam wal Muslimin Shahriari, Sekjen Forum Pendekatan Antar Mazhab Islam; Deputi Urusan Internasional Kantor Pemimpin Tertinggi Rahbar dan Ketua Dewan Tertinggi Forum Pendekatan Antar Mazhab.

Dengan mengucapkan salam kepada ruh suci almarhum Ayatullah Taskhiri, Raisi berkata: "Dia benar-benar membangun fondasi yang baik untuk mengadakan dialog ilmiah dan intelektual di dunia Islam. Kami juga harus mengenang kinerja praktis syahid Qasem Soleimani untuk menciptakan persatuan dalam Umat Islam. Kinerja praktis syahid Qasem Soleimani dan tindakan ilmiah almarhum Ayatullah Taskhiri bersama-sama sangat efektif dalam mengusir keraguan dan penyimpangan di dunia Islam dan menciptakan persatuan dan kohesi dalam Umat Islam."

Hujjatul Islam Raisi menyatakan, gagasan pemulihan hubungan dan persatuan umat Islam, yang ditekankan oleh Imam Besar dan ditekankan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi saat ini, adalah langkah strategis dan hal yang diperlukan dalam Islam, dimana harus ditekankan oleh semua pemikir dan cendekiawan.

Dengan menyatakan bahwa poros persatuan adalah keberadaan suci Nabi saw, dia berkata: “Kita harus melihat kehidupan suci beliau dan kehidupan suci para pemimpin dan pemuka agama dan rahasia persatuan adalah untuk memperhatikan kehidupan ilmiah para sesepuh dan imam ini, hal ini membimbing masyarakat Islam menuju persatuan dan koalisi.”

“Harus ada pemahaman yang benar tentang konspirasi dan penyimpangan. Saya ingat, dan ketika isu ISIS dimulai dengan bendera "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah", beberapa orang tidak memahami ISIS dengan benar dan tidak mengetahuinya. Pada saat yang sama, para pemimpin Revolusi Islam yang arif dan bijaksana mengatakan bahwa jenis kerja ISIS adalah jenis kerja Zionis,” Hujjatul Islam Raisi berkata tentang kebutuhan umat Islam saat ini.

Raisi menyebut kebutuhan kedua perluasan kerjasama ilmiah, budaya dan media di dunia Islam dan menyatakan: Kebutuhan ketiga adalah penguatan pemikiran hubungan dan persatuan Islam sebagai poros utama. Ini adalah kebutuhan keempat dalam menjaga masalah Palestina dalam teks dan mencegahnya agar tidak tergeser ke pinggir. Isu Palestina harus selalu ditekankan dalam teks sebagai isu pertama dunia Islam.

Di penghujung ia mengingatkan, kami berusaha untuk tidak memiliki kemiskinan, korupsi, terorisme, ketidakamanan dan ketidakstabilan di dunia Islam. Kami berusaha membangun stabilitas di negara-negara Islam, dan musuh berusaha menciptakan ketidakstabilan. Kami menganggap persatuan sebagai strategi umat Islam dan strategi musuh adalah menciptakan perpecahan. (hry)

Gagasan Persatuan dan Pemulihan Hubungan Adalah Langkah Strategis di Dunia Islam / Konspirasi Eksploitasi Baru di Negara-Negara Muslim

4006238

captcha