Menurut IQNA, "Kami sedang mempersiapkan musim panen zaitun seolah-olah itu adalah perayaan besar. Tetapi peristiwa hari ini memberikan bayangan gelap pada kesempatan itu, karena serangan pemukim. Jika itu tidak cukup, kami juga dicegah untuk mencapai ladang kami oleh tentara Israel," ujar Musleh Badawi kepada Middle East Eye, dikutip Jumat (12/11).
Panen zaitun adalah penyelamat bagi sekitar 80 ribu-100 ribu keluarga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Badawi menyebutkan pelaku serangan pertama pada 29 Oktober berasal dari pemukiman Esh Kodesh yang berdekatan.
Mereka datang ke tanah petani dan mencuri peralatan panen. Bahkan, empat karung besar yang diperkirakan berisi zaitun senilai 5.000 shekel atau setara 1.600 dolar Amerika Serikat pun telah dicuri.
"Kami memberi tahu polisi Israel dan Kantor Koordinasi dan Penghubung Israel, tetapi mereka mengabaikan keluhan kami ketika mereka mengonfirmasi para pemukim adalah pelaku pencurian," kata Badawi. (HRY)
Sumber: republika.co.id