IQNA

Mamat Gigih Mendorong Kaum Tunanetra Baca Alquran Braille, Tak Pikirkan Bayaran

16:22 - December 04, 2021
Berita ID: 3476099
TEHERAN (IQNA) - Alunan merdu ayat-ayat suci Alquran berkumandang dari rumah Mamat Rahmat (57), penyandang tunanetra, di Jalan Rumah Sakit, Gang Cintarasa, Kota Tasikmalaya, Rabu (1/12).

Menurut IQNA, sore itu, seperti biasa, Mamat 'ngaderes' (membaca Alquran) melalui Alquran berhuruf braille di sofa ruang tamu yang asri.

Lembaran-lembaran Alquran huruf braille terlihat hanya lembaran-lembaran putih. Namun jika dilihat dari dekat barulah terlihat tonjolan-tonjolan huruf braille.

Mengenakan baju koko putih berkopiah hitam, Mamat terus mengalunkan ayat suci Alquran yang terdengar merdu dan menyejukkan.

"Sudah biasa setiap sore 'ngaderes'. Biasanya bersama dengan penyandang tuna netra lain. Tapi sejak ada pandemi disetop dulu dan mengaji di rumah masing-masing," kata Mamat.

Mamat adalah penyandang tunanetra yang sejak muda belajar membaca Alquran huruf braille. Setelah fasih, Mamat kemudian membagi-bagi ilmunya itu ke para penyandang tuna netra lainnya.

Soal ketersediaan Alquran berhuruf braile, Mamat tidak khawatir, karena banyak yang menyumbang. Dengan begitu kebutuhan terhadap Alquran khusus tuna netra ini bisa dipenuhi.

"Alquran huruf braille banyak yang menyumbang. Baik dari yayasan, lembaga maupun pribadi. Sehingga pembelajarannya berjalan lancar," ujar Mamat.

Mamat Gigih Mendorong Kaum Tunanetra Baca Alquran Braille, Tak Pikirkan Bayaran

Saat ini ada 116 penyandang tuna netra yang jadi binaannya. Sebagian besar sudah bisa membaca Alquran huruf braille. Ke-116 orang itu mendapat pendidikan dalam tiga tahap. "Saat tahap ketiga sedang berjalan, tiba-tiba tertunda selama dua tahun, dan mulai dirintis lagi," ujar Mamat.

Untuk menyemangati peserta tahap ketiga, mereka diajak piknik ke pemandian air panas di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Mamat mengungkapkan, di Kota Tasikmalaya sendiri terdapat sekitar 480 warga penyandang tuna netra. "Berarti masih banyak PR yang harus saya lakukan, karena baru bisa mengajak 116 orang," ujar Mamat.

Ia berharap para penyandang tuna netra lainnya bisa belajar baca Alquran kepada dirinya. "Jangan memikirkan berapa bayarannya. Malah akan saya jamu jika bersedia belajar Alquran," ujar Mamat.

Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, Mamat membuka jasa pijat dan sudah memiliki banyak pelanggan. Istri tercinta pun ikut membantu dengan mengajar di sekolah. (HRY)

Sumber: tribunnews.com,

captcha