IQNA

Iran Akan Pertimbangkan Negosiasi Langsung dengan Amerika Serikat

15:09 - January 25, 2022
Berita ID: 3476381
TEHERAN (IQNA) – Teheran bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Washington jika negosiasi itu untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran mencapai tahap lanjut, yang memang membutuhkan dialog semacam itu.

IQNA melaporkan, pernyataan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian pada Senin (24/11/2022) datang ketika para pejabat Amerika Serikat (AS) telah mendesak negosiasi langsung untuk memulihkan kesepakatan 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

“Laporan yang mengatakan bahwa Iran dan AS secara langsung bernegosiasi satu sama lain adalah tidak benar,” kata Amirabdollahian saat konferensi pers di ibukota Iran, Teheran, seperti dikutip dari Al Jazeera.

“Namun, jika kami sampai pada tahap di mana mencapai kesepakatan yang baik dengan jaminan kuat memerlukan pembicaraan langsung dengan AS, kami akan mempertimbangkannya,” lanjutnya.

Iran sebelumnya mengesampingkan pertemuan langsung dengan AS. Sebaliknya, kedua belah pihak telah bernegosiasi secara tidak langsung di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan, yang melihat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap ekonominya.

Kemudian pada hari Senin, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengulangi seruannya untuk pembicaraan langsung.

"Bertemu secara langsung akan memungkinkan komunikasi yang lebih efisien, yang sangat dibutuhkan untuk segera mencapai pemahaman tentang pengembalian timbal balik ke kepatuhan JCPOA," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada kantor berita AFP.

Bulan lalu, Robert Malley, utusan khusus AS untuk Iran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa diplomat AS bersedia bertemu rekan-rekan Iran mereka “kapan saja dan di mana saja”.

“Kami siap untuk bertemu dengan mereka secara langsung,” kata Malley. “Kami pikir itu jauh lebih unggul daripada negosiasi tidak langsung. Dan, kita sedang menghadapi sesuatu yang rumit ini, dengan begitu banyak ketidakpercayaan, dengan begitu banyak potensi kesalahpahaman,” tambahnya. (HRY)

Sumber: sindonews.com

captcha