Festival internasional seni Alquran Restu dijadwalkan akan diadakan mulai 20 -29 Februari di pusat percetakan dan publikasi Alquran Putrajaya dan masyarakat dapat mengunjunginya pada hari kerja antara pukul 09.00 hingga 18.00 dan pada akhir pekan antara pukul 09.00 hingga 21:00. Festival ini diselenggarakan atas upaya sejumlah lembaga Malaysia, termasuk Yayasan Restu, dengan kerja sama konsultan budaya Iran di negara ini dan bantuan dari Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam.
Datuk Abdul Latiff Mirasa, kepala Yayasan Penulisan dan Penerbitan Alquran Malaysia (Yayasan Restu) berbicara tentang festival tersebut dan rinciannya dengan kantor berita IQNA.
Datuk Abdul Latiff Mirasa, Ketua Yayasan Restu, mengacu pada sejarah panjang Restu di bidang percetakan Alquran, mengatakan Restu adalah organisasi nirlaba dan telah bergerak di bidang penyalinan, pendistribusian dan pencetakan Alquran selama 36 tahun.
“Rasa terima kasih dan apresiasi dimana melalui kenalan dengan tuan Mohammad Ali Oraee Karimi, konselor budaya Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Malaysia, kami telah menerima pengalaman berharga dari Iran dalam menyelenggarakan festival Alquran dan pameran, sehingga dalam acara yang semakin booming dengan partisipasi Iran ini, untuk menunjukkan bahwa Festival Restu adalah tempat nyata untuk menampilkan seni dan kaligrafi Alquran,” ucapnya.
Ketua Yayasan Restu juga menambahkan, dalam pameran ini, naskah-naskah Alquran yang indah, seni penyepuhan Alquran dan cara penggunaan motif, kaligrafi Islam dan penggunaannya dalam memperindah bangunan, dekorasi, serta naskah digital Alquran akan ditampilkan.
Menyatakan bahwa pameran ini menjamu pengunjung selama 10 hari dan berbagai lembaga pemerintah berpartisipasi dalam pendiriannya, ia mengatakan: “Pada saat yang sama, bagian sampingan hiburan telah disiapkan di sela-sela acara ini, yang terkait dengan pelaksanaan pameran makanan.
“Kami akan mengadakan festival ini dengan partisipasi empat negara tahun ini. Iran adalah negara peserta terbaik dalam festival ini karena memiliki kerja sama terbanyak dalam penyelenggaraan pameran ini. Alquran adalah poros bersama dari kegiatan bilateral kita,” kata ketua Yayasan Restu.
Di akhir, Datuk Abdul Latiff Mirasa berbicara tentang kegiatan bersama Yayasan Restu dan Iran di bidang industri halal. “Industri halal adalah salah satu isu penting negara-negara Islam, yang ingin kami bahas selama festival ini dengan mengadakan panel khusus,” ucapnya. (HRY)