Pengaruh Negatif Budaya Amerika di Jepang setelah Perang Dunia II
Fatemeh Hoshino berbicara pada pertemuan "Bagaimana wanita non-Muslim condong terhadap Islam dan Alquran" tentang persamaan dan perbedaan antara Islam dan Buddha, dan mengatakan kesamaan yang paling penting adalah bahwa dalam agama Buddha juga ada kepercayaan kepada juru selamat akhir zaman, yang disebut manifestasi rahmat.
“Perbedaan utama antara Islam dan Budha adalah bahwa agama Islam, khususnya mazhab Syiah, telah mempertahankan bentuk aslinya dan jawaban atas semua pertanyaan dapat ditemukan di dalamnya, tetapi tidak demikian halnya dalam agama Buddha,” lanjutnya.
Saat ditanya mengapa banyak sekali kasus bunuh diri di Jepang, Hoshino berkata: “Orang Jepang adalah orang yang sangat kesepian. Banyak dari mereka tidak mengetahui tujuan dan makna penciptaan mereka. Karena alasan ini, mereka segera menjadi tidak masuk akal dan bunuh diri. Menurut pendapat saya, jika mereka akrab dengan agama Islam dan khususnya mazhab Ahlulbait (as), mereka akan menemukan jawaban atas pertanyaan mereka dan ini tidak akan terjadi pada mereka.”
“Setelah Perang Dunia II, orang Amerika mempengaruhi budaya Jepang. Sebelum perang, budaya samurai lebih menonjol di Jepang, namun setelah itu tercipta suasana di masyarakat yang bahkan banyak orang di Jepang mengatakan bahwa 2 bom atom yang dijatuhkan Amerika di kepala kita adalah hak kita!,” kata Fatemeh Hoshino, mengacu pada pengaruh budaya Amerika terhadap gaya hidup orang Jepang.
Di penghujung, Hoshino mengatakan salah satu isu penting adalah bahwa Jepang tidak pernah secara langsung berperang dengan negara-negara Islam. Jika ada pandangan negatif terhadap umat Islam, itu karena propaganda media. (HRY)
