IQNA

Konsep Etika dalam Alquran/ 3

Fanatisme dan Keras Kepala, Penyetir Manusia Menuju Kesalahan

14:35 - June 09, 2023
Berita ID: 3478490
TEHERAN (IQNA) - Selalu ada orang yang tidak mau dikendalikan oleh seseorang atau opini dan istilahnya adalah hidup bebas. Beberapa dari orang-orang ini tidak menyadari kekuatan batin yang menjauhkan mereka dari kebebasan sejati. Fanatisme dan keras kepala adalah dua faktor yang mengikat leher pemiliknya dan membawanya ke setiap kesalahan.

Salah satu perilaku buruk yang muncul menentang seruan para nabi ilahi dan membuat pekerjaan mereka lebih sulit adalah kefanatikan dan keras kepala. Kefanatikan berarti "keterikatan irasional pada sesuatu" sejauh seseorang mengorbankan kebenaran untuk itu. Keras kepala berarti memaksakan sesuatu, dengan cara yang melanggar logika dan nalar.

Kondisi salah satu kaum fanatik tersebut dijelaskan dalam Alquran sebagai berikut:

وَ انِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا اصَابِعَهُمْ فِى آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ اصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارا

“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh: 7) Dalam ayat ini disebutkan bahwa fanatisme mereka begitu kuat sehingga mereka bahkan tidak siap untuk mendengar kebenaran!! Dan mereka selalu lari dari kebenaran.

Tidak ada logika yang mendominasi perilaku seorang fanatik. Anda tidak dapat berbicara dengannya dalam bahasa apa pun dan tidak ada alasan yang dapat diterima dari sudut pandangnya. Dia melihat peristiwa di sekitarnya seperti yang dia inginkan, bukan sebagaimana adanya.

Amirul Mukminin, Imam Ali as mengatakan ini dengan kata yang lebih indah:

لَامَرْكَبَ‏ اجْمَحَ مِنَ اللِّجاجِ

“Tidak ada kendaraan yang lebih memberontak daripada kendaraan keras kepala”

Dalam Alquran, Allah swt menyebutkan beberapa contoh dari bangsa-bangsa ini yang kecerdasannya tidak berada di tangan mereka sendiri dalam arti kata yang sebenarnya dan mereka masuk ke dalam sumur dengan tali kefanatikan dan keras kepala:

  1. Taklid buta para pendahulu

وَ كَذَلِكَ مَا ارْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ الّا قَالَ مُتْرَفُوهَا انَّا وَجَدْنَا آبَائَنَا عَلَى امَّةٍ وَ انَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُون

“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. Az-Zukhruf:  23)

  1. Fanatisme adalah salah satu faktor rasisme

وَ لَوْ نَزَّلْنَاهُ عَلَى بَعْضِ الْاعْجَمِينَ* فَقَرَأَهُ عَلَيْهِمْ مَا كَانُوا بِهِ مُؤْمِنِين

“Dan kalau Al Quran itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, lalu ia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya.” (QS. Asy-Syu’ara: 198-199)

Kunci-kunci: Alquran  ، Fanatisme ، Keras Kepala ، Akhlak
captcha