Salman (Abutariq) Al-Saudi, ketua Asosiasi Mubaligh Palestina, dalam sebuah wawancara dengan Iqna, menyebutkan faktor-faktor kemenangan akhir perlawanan dalam konflik saat ini dan menekankan bahwa masyarakat Gaza akan mempertahankan tanah mereka dan tidak akan bergerak kemana pun dalam kondisi kekurangan air dan makanan serta dibombardir.
Rezim Zionis berupaya menggusur lebih banyak warga Palestina dari utara Jalur Gaza guna mempersiapkan lahan bagi relokasi mereka ke negara-negara tetangga. Al-Saudi mengatakan: Menggusur bangsa Palestina dan khususnya para bangsawan Gaza adalah salah satu klausul yang disepakati dalam kesepakatan abad ini, dan ketika upaya para konspirator Zionis-Amerika gagal menciptakan solusi politik atau diplomatik untuk mewujudkannya, baik serangan darat maupun udara dan laut direncanakan terhadap Gaza.
Semua perkembangan saat ini di Gaza telah direncanakan sebelumnya oleh rezim Zionis. “Israel telah lama merencanakan pengeboman infrastruktur, pusat pertahanan sipil, pusat bantuan, rumah sakit dan tempat penampungan di sekolah dan masjid dan bahkan pusat UNRWA dan hasilnya memaksa masyarakat Gaza untuk pindah dari tanah mereka,” ucapnya.
Tokoh Palestina ini menambahkan, namun perlawanan, seperti biasa, selalu waspada dengan menyerang jauh ke dalam wilayah pendudukan, dan mengubah permukiman Zionis menjadi mimpi buruk bagi rezim pendudukan.
Pembukaan kembali Rafah dan penipuan musuh
Dia menganggap pembukaan kembali Rafah dan masuknya hanya 20 truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai penipuan musuh demi meningkatkan citranya di mata internasional dan mengatakan, mencegah masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sebagai kejahatan perang dan bertentangan dengan hukum internasional dan Konvensi Jenewa.
Kami mensalati jenazah para penguasa Arab secara in-absentia
Dia menambahkan, sebagian besar negara-negara Arab – tentu saja kita berbicara tentang pemerintah dan bukan negara – adalah anggota freemasonry internasional dan sekadar informasi, mereka adalah anggota golongan terakhir (budak dan pembantu) dan ini dilakukan melalui normalisasi, koordinasi perdamaian dan keamanan serta kesepakatan dengan rezim pendudukan Zionis, pengakuan hak-hak orang Yahudi di Palestina, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa dan memberikan dukungan keamanan, material dan logistik bagi penjajah.
Palestina adalah ayat Alquran yang tidak bisa dihapus
Dia mengatakan tentang serangan rezim Zionis terhadap rumah sakit, masjid dan universitas. “Agresi teroris dan tidak manusiawi ini adalah pesan dari rezim pendudukan dan negara-negara pendukungnya kepada Palestina untuk mengatakan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza dan kami telah menghancurkan semuanya. Kami telah memutus aliran air, listrik, telekomunikasi, dan segala kebutuhan hidup minimum untuk Anda, dan Anda bahkan tidak aman di rumah sakit, universitas, sekolah, dan masjid, dan oleh karena itu Anda tidak punya pilihan selain untuk pindah ke selatan Jalur Gaza dan menuju gurun Sinai di Mesir. Inilah rencana rezim Zionis dan pendukung internasionalnya untuk mengakhiri persoalan Palestina dan konflik Arab-Israel. Namun dengan izin Allah hal tersebut tidak akan pernah terjadi, karena mereka tidak mengetahui bahwa Palestina adalah ayat dari kitab Allah, dan ayat tersebut tidak akan pernah terhapuskan,” ucapnya. (HRY)