Menurut Iqna, mengutip Al-Sharq Al-Awsat, seorang gadis kecil di Rumah Sakit Al-Shifa menangis kesakitan dan berteriak: Ibu... Ibu, sementara perawat menjahit luka di kepalanya tanpa menggunakan obat bius apapun, karena sudah tidak ada berita tentang anestesi di rumah sakit Gaza.
Ini adalah salah satu momen terburuk yang diceritakan oleh Abu Imad Hasanain, seorang perawat di rumah sakit al-Shifa, dan dia mengatakan bahwa staf medis di rumah sakit Gaza menghadapi gelombang besar orang yang terluka dan kurangnya obat penghilang rasa sakit yang belum pernah terjadi sebelumnya saat ini.
Hasanain mencontohkan bahwa mereka sering diberi gas steril untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan korban, dan berkata: “Kita tahu bahwa rasa sakit yang mereka rasakan, terutama pada anak-anak, lebih tinggi dari yang bisa dibayangkan.”
Namun perawat ini menunjukkan masalah yang signifikan. “Korban luka dan kerabat mereka terus-menerus melantunkan zikir-zikir dan ayat-ayat Alquran saat dibawa ke rumah sakit dan selama perawatan, dan ini berdampak signifikan pada kedamaian dan rasa sakit mental mereka,” ucapnya.
Mohammad Abu Salmiya, kepala Rumah Sakit Al-Shifa, menekankan bahwa dalam situasi ini, kami harus melakukan operasi bahkan tanpa anestesi untuk menyelamatkan nyawa pasien. (HRY)