
Laporan hari Sabtu oleh Tasnim, kantor berita yang dekat dengan pasukan militer Garda Revolusi Iran, mengatakan bahwa Israel sangat bergantung pada infrastruktur ekonomi dan industri yang telah dibangunnya selama beberapa dekade di wilayah utara Palestina yang diduduki.
Dikatakan bahwa rezim tersebut telah menginvestasikan sekitar 130 miliar dolar dalam 35 tahun terakhir untuk membangun 132 pabrik di wilayah yang memiliki beberapa tanah paling subur di kawasan Asia Barat karena iklimnya yang tepat dan sumber daya air tawarnya.
“Wilayah tersebut dipandang sebagai jantung ekonomi Israel karena bertanggung jawab atas 80% pasokan biji-bijian, sekitar 40% pasokan daging, dan 70% pasokan susu bagi penduduk wilayah yang diduduki Israel,” kata laporan itu.
Serangan apa pun oleh Hizbullah terhadap perusahaan-perusahaan seperti Adom, pemasok daging utama, dan Tnuva, perusahaan susu besar, akan melumpuhkan pasar makanan di Israel, katanya.
Lebih dari 60% kapasitas penyulingan minyak dan produksi bahan bakar Israel yang bertanggung jawab untuk memproses seluruh impor pembawa energi ke wilayah-wilayah yang diduduki, berada di sekitar pelabuhan Acre dekat perbatasan dengan Lebanon .
“Itu sangat meningkatkan kerentanan Israel terhadap serangan apa pun oleh Hizbullah karena dapat menyebabkan sejumlah besar kematian dalam radius 8 kilometer dari Acre,” kata laporan itu.
Laporan ini muncul setelah Hizbullah bersumpah akan membalas serangan udara Israel pada 30 Juli di sebuah gedung di Beirut selatan yang menewaskan komandan militer tertinggi kelompok itu, Fuad Shukr. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com