Syekh Mustafa Abu Rumman, salah satu cendekiawan dan mubaligh Islam, lahir di Yordania. Ia belajar kepada syekh dan ulama besar Islam dan kini ia dikenal sebagai salah satu misionaris Muslim di dunia Arab.
Abu Rumman adalah salah satu ulama Sunni di Yordania, namun ia percaya bahwa tidak ada perbedaan antara Muslim Sunni dan Syiah dan bahwa Syiah dapat mengunjungi tempat-tempat yang diberkahi tanpa hambatan apa pun.
Syekh Mustafa Abu Rumman, dalam wawancaranya dengan Iqna, menyampaikan belasungkawa kepada seluruh umat Islam atas hari peringatan wafatnya Nabi Islam tercinta, Muhammad al-Mustafa (saw), mengacu pada wasiatnya kepada Amirul Mukminin (as) dan berkata: Nabi (saw) mewariskan kepada Ali (as) untuk bersabar di dunia dan untuk melindungi Fatimah az-Zahra (as) dan Imam Hasan dan Imam Husein (as) dan juga untuk mengumpulkan Alquran.
“Di saat-saat terakhir hidupnya yang penuh berkah, Nabi Muhammad (saw) tidak mempunyai dukacita kecuali pada umatnya, beliau membuat wasiat untuk umatnya dan menasihati mereka. Nabi memberi petunjuk dan menjelaskan banyak hal kepada mereka, termasuk tentang Imam Hasan dan Imam Husein (as). Beliau menjelaskan bahwa kedua Imam yang mulia ini akan syahid di tangan penindas, dan orang yang menindas mereka akan dilaknat,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Rasulullah (saw) meninggal seperti nabi-nabi lain dan orang lain, dan Allah berfirman tentang dia: "Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad akan) mati dan sesungguhnya mereka pun (akan) mati." (QS. Az-Zumar: 30) Nabi saw meninggalkan kitab Allah dan banyak hadis. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Tsaqalain:
إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمُ الثَّقَلَيْنِ كِتَابَ اللَّهِ وَ عِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي ما إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بهما لَنْ تَضلُّوا أبَداً و إنّهما لَنْ يَفْتَرِقا حَتى يَرِدا عَلَيَّ الحَوْضَ
“Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selamanya jika kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah wa Sunnati. Keduanya tidak akan berpisah hingga bertemu di telagaku”.
Hadis ini diriwayatkan dalam kitab-kitab riwayat kedua belah pihak (Syiah dan Sunni) dan mengungkapkan kebaikan yang besar.
Ia melanjutkan, Nabi saw mempunyai akhlak yang sangat terpuji dan mempunyai akhlak yang bersumber dari Alquran. Perilaku Nabi (saw) sepenuhnya didasarkan pada kepercayaan, kejujuran, kehormatan, kesucian dan jihad di jalan keridhaan Allah, dan hari ini kita dapat menerapkan perilakunya di masyarakat kita dengan mengikuti perilaku Nabi Muhammad dan bergerak di jalan sunnahnya agar selamat dunia dan akhirat.
Mustafa Abu Rumman menyatakan tentang bagaimana kehidupan politik Nabi saw digunakan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat saat ini. “Seluruh hidup Rasulullah saw dihabiskan untuk menyelesaikan permasalahan umat Islam karena beliau adalah rahmat bagi semesta dan memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia. Segala tingkah laku dan ucapannya merupakan solusi dari setiap permasalahan dan dilema, dan dalam kehidupan jihadnya, dakwahnya, akhlaknya dan seluruh aspek kehidupannya, beliau menjelaskan kepada kita bagaimana cara menghadapi masalah dan kesulitan tersebut. Oleh karena itu, beliau adalah teladan politik, sosial, ekonomi, dan lain-lain bagi manusia.
Ia melanjutkan, hendaknya para ulama masyarakat kita saat ini menjelaskan akhlak dan sifat-sifat Nabi saw serta menjelaskan kepada masyarakat bagaimana beliau berperilaku dalam bidang pemerintahan, umat, keluarga dan anak. Beliau adalah panutan bagi orang dewasa dan anak dalam hidupnya. Oleh karena itu, jika kita mempelajari kehidupan Rasulullah (saw) dan menerapkannya di masyarakat, kita akan mampu memperkuat akhlak mulia ini di masyarakat.
Di penghujung, Syekh Abu Rumman menekankan kehidupan yang bermanfaat dari Rasulullah (saw) tercinta harus dijalankan dalam semua aspek kehidupan kita, dan sebagaimana Allah swt memerintahkan kita untuk menjadi bangsa yang bersatu, Rasulullah Allah (saw) juga diutus untuk persatuan bangsa ini. Dalam Alquran, Allah telah memerintahkan kita untuk mengikuti beliau dan Ahlulbait (as), jadi kita harus mengikuti mereka dan bermusuhan dengan musuh-musuhnya. (HRY)