Menurut Iqna mengutip Yeni Shafaq al-Arabiya, Firas Abu Sharkh, seorang jurnalis Palestina, mendokumentasikan kisah lebih dari 100 penghafal Alquran di Gaza, meski terus menerus terjadi serangan di kota ini.
Menurutnya, setelah lebih dari 300 hari sejak dimulainya serangan rezim Zionis di Jalur Gaza dan setelah banyaknya pembunuhan warga sipil di Gaza, pusat dan lingkaran hafalan Alquran masih beroperasi di wilayah tersebut. Dalam laporan videonya, Abu Sharkh mendokumentasikan aktivitas 100 penghafal Alquran pria dan wanita yang sedang mengajar dan menghafal Alquran di pusat kota Khan Younis.
Sejak awal operasi Badai Al-Aqsa, rezim Zionis dengan dukungan Amerika Serikat telah melancarkan perang dahsyat terhadap rakyat Gaza dan lebih dari 132 ribu warga Palestina menjadi syahid dan terluka. Dalam perang ini, selain kehancuran dan kelaparan yang meluas yang merenggut nyawa ratusan anak-anak Palestina dan dianggap sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terburuk di dunia, lebih dari 10.000 warga Palestina juga hilang.
Sejak 7 Oktober 2023, Tel Aviv telah menerima berbagai peralatan militer senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat. Menurut pengumuman Kementerian Perang rezim Zionis, peralatan tersebut mencakup armada baru pesawat tempur F-35, tank, mesin kendaraan lapis baja, kendaraan tempur dan ribuan ton peralatan militer lainnya.
Dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa seperti Inggris, rezim Zionis dengan mengabaikan 2 resolusi Dewan Keamanan untuk segera menghentikan serangannya di Jalur Gaza, serta instruksi Mahkamah Internasional tentang perlunya untuk mengambil tindakan untuk mencegah genosida dan mencoba memperbaiki kondisi manusia di Gaza, melanjutkan serangannya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan jumlah korban operasi Zionis di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 mencapai 40.786 orang syahid dan 94.224 orang luka-luka. (HRY)