IQNA

Hujjatul Islam Alireza Bahrami:

Seorang Mujtahid Perempuan Bisa Lebih Teliti Dibandingkan Laki-laki dalam Beberapa Hal

17:49 - December 22, 2024
Berita ID: 3481281
IQNA - Merujuk pada pernyataan Pemimpin Tertinggi Revolusi, Direktur Kantor Kerja Sama Ilmiah dan Urusan Internasional Institut Dar al-Hadis mengatakan ada sejumlah persoalan yang dikhususkan bagi perempuan, dan wajar saja jika seorang mujtahid perempuan bisa lebih akurat daripada laki-laki dalam beberapa masalah dan mendiagnosisnya, sehingga Pemimpin Tertinggi menekankan hal ini.

Hujjatul Islam Alireza Bahrami: Seorang Mujtahid Perempuan Bisa Lebih Teliti Dibandingkan Laki-laki dalam Beberapa Hal

 

Hujjatul Islam wal Muslimin Alireza Bahrami; Direktur Kantor Kerja Sama Ilmiah dan Urusan Internasional Institut Dar al-Hadis, dalam wawancara dengan Iqna pada kesempatan Hari Perempuan dan peringatan kelahiran Sayyidah az-Zahra (as), terkait penekanan Pemimpin Tertinggi pada marjaiyyah mujtahid perempuan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan perempuan, mengatakan: “Salah satu masalah penting dalam fikih adalah pengetahuan tentang subjek; subjek terpisah dari lingkaran hukum dan kita harus mengidentifikasi subjek agar dapat mengungkapkan hukumnya. Serangkaian permasalahan tersebut dikhususkan untuk perempuan, dan tentu saja seorang mujtahid perempuan dapat bertindak lebih akurat dibandingkan laki-laki dalam beberapa permasalahan dan mendiagnosisnya, karenanya Pemimpin Tertinggi menekankan hal ini.

Direktur Kantor Kerja Sama Ilmiah dan Urusan Internasional Institut Dar al-Hadis menyatakan, Nabi Allah (saw) bersabda: Allah telah memenuhi hati putriku Fatimah dan seluruh keberadaannya dengan iman, sehingga dia selalu taat kepada Allah.

“Kita terkadang berpikir bahwa perempuan memiliki derajat keilmuan dan pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, dan jika mereka mau, mereka tidak dapat mencapai kedudukan kemanusiaan dan ketuhanan yang tinggi, padahal tidak demikian; Pemimpin Tertinggi juga menyampaikan sepuluh unsur tentang piagam pandangan Islam terhadap perempuan dan menegaskan bahwa klausul piagam ini dapat ditingkatkan,” imbuhnya. Ia menekankan kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan dan kesetaraan tersebut tidak berarti kesamaan.

Bahrami mengatakan: “Laki-laki dan perempuan adalah setara dalam hal hak dan status ilmiah, tetapi mereka tidak sama, dan teks-teks agama memberi tahu kita bahwa laki-laki dan perempuan dapat mencapai kedudukan tinggi dalam ilmu pengetahuan, yakin dan keimanan dalam amalan, dan Sayyidah az-Zahra (as) ) adalah contoh praktis yang luar biasa dalam hal ini”. (HRY)

 

4255008

captcha