IQNA

Di Seminar Nakba Thailand, FoP Desak Israel Buka Akses Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

8:10 - May 19, 2025
Berita ID: 3482083
IQNA - Friends of Palestine (FoP) turut berpartisipasi dalam seminar regional bertajuk “77 Tahun Penderitaan Palestina: Dari Nakba hingga Genosida di Gaza”, yang diselenggarakan bersama oleh Dewan Jaringan Bantuan Kemanusiaan, Kantor Chularatchamontri, dan chNS Humanity Thailand.

CEO FoP, Bapak Rayyan Abdallah, menjadi salah satu pembicara dalam panel “Misi Bantuan Kemanusiaan dalam Kasus Palestina”, menekankan urgensi aksi kemanusiaan yang independen serta komitmen FoP terhadap keadilan dan martabat bagi rakyat Palestina.

Dia mengatakan, FoP mengecam keras upaya rezim Zionis dalam mengontrol bantuan melalui Gaza Humanitarian Foundation, dan menegaskan bahwa bantuan harus langsung sampai kepada para korban, tanpa manipulasi dari pihak penjajah.

Seminar ini menjadi wadah penting untuk dialog, solidaritas regional, dan seruan baru untuk bertindak di tengah genosida yang terus berlangsung di Gaza.

FoP juga dengan tegas menolak upaya rezim Zionis dalam mengendalikan bantuan kemanusiaan melalui apa yang disebut sebagai Gaza Humanitarian Foundation.

“Bantuan harus sampai langsung kepada para korban—bebas dari manipulasi oleh pihak penjajah,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (18/5/2025)

Pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dewan Jaringan Bantuan Kemanusiaan dan chNS Humanity Thailand atas penyelenggaraan acara yang penuh makna ini, serta kepada seluruh peserta yang bersatu dalam dukungan terhadap Palestina. “Kami berdiri bersama Palestina. Suara kita adalah senjata mereka,” kata dia.

Sementara itu, Presiden MAHAR, Bapak Jismi Johari, menyampaikan seruan kuat untuk bertindak, mendesak komunitas internasional untuk tidak berdiam diri.

“Kita tidak bisa tinggal diam saat anak-anak menjadi buta karena kelaparan dan warga sipil yang tak bersalah mengalami penindasan kolektif. Ini bukan waktunya bersembunyi di balik diplomasi. Ini adalah waktunya untuk bertindak dan berdiri bersama rakyat Palestina,” kata.

Seminar ini juga menghadirkan pidato utama tentang Hak untuk Kembali serta diskusi panel mengenai bantuan kemanusiaan dan kesadaran masyarakat Thailand terhadap isu Palestina.

Di Seminar Nakba Thailand, FoP Desak Israel Buka Akses Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Gaza Utara

Lebih dari 100 warga Palestina terbunuh dalam serangan-serangan Israel di Jalur Gaza bagian utara pada Jumat (17/5/2025) dini hari.

Sejumlah sumber mengatakan bahwa tentara Israel melancarkan "pembantaian mengerikan" yang mengincar warga sipil.

Mereka melaporkan sejumlah korban tewas ketika Israel menyerang sebuah ambulans di Kota Jabalia—insiden terbaru serangan terhadap fasilitas medis dan layanan kesehatan.

Di antara para korban adalah Zaher Elayyan, kepala kepolisian di Kota Beit Hanoun, menurut kepolisian Gaza dalam pernyataannya.

Pernyataan itu mendesak masyarakat internasional untuk segera turun tangan dan menekan Israel agar berhenti mengincar personel kepolisian, karena mereka dilindungi hukum internasional.

"Sejak Jumat dini hari, tim penyelamat telah menemukan 50 jasad dari bawah reruntuhan, setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap 11 rumah di Gaza utara," kata Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.

Dia menambahkan bahwa "lebih dari 50 orang lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan."

Menurut Basal, angka kematian sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau beberapa kawasan akibat pengeboman Israel yang terus berlanjut.

Pasukan Israel, kata dia, tidak hanya menyerang kawasan permukiman yang padat, tetapi juga menargetkan paramedis yang berupaya menyelamatkan korban dan membawa jenazah.

"Mayat-mayat masih tergeletak di jalan-jalan Beit Lahia, Jabalia, kamp pengungsi Jabalia, dan Beit Hanoun," kata dia. "Tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka karena intensitas serangan."

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejak Jumat dini hari, 93 jenazah dan lebih dari 200 warga yang terluka "akibat pembantaian dan serangan Israel" telah dibawa ke rumah-rumah sakit.

Saksi mata mengatakan ratusan keluarga Palestina telah meninggalkan Beit Lahia di Gaza utara karena Israel terus menerus melakukan serangan udara dan artileri.

Beberapa keluarga terlihat mengungsi dengan berjalan kaki atau memakai gerobak yang ditarik hewan karena angkutan umum tidak ada akibat kerusakan jalan dan infrastruktur.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan lebih dari 250 warga Palestina telah gugur  dalam beberapa jam terakhir setelah Israel menerapkan kebijakan "bumi hangus" di Jalur Gaza.

Israel telah melakukan serangan brutal terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 53 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah Palestina itu. (HRY)

 

Sumber: khazanah.republika.co.id

captcha