Kesinambungan Reaksi terhadap Konfrontasi Militer antara Iran dan Israel/ Seruan Paus untuk Perdamaian
Menurut Iqna mengutip Al-Mayadeen, Paus Leo XIV, pemimpin umat Katolik sedunia, dalam menanggapi serangan balasan antara Israel dan Iran, menyerukan rasionalitas dan menyerukan dialog serta upaya untuk membangun perdamaian.
Paus Leo XIV (14 Juni) mendesak pejabat Iran dan Israel untuk bertindak dengan akal sehat dan mengupayakan dialog setelah serangan udara baru-baru ini.
Menurut laporan tersebut, Paus mengatakan kepada hadirin di Basilika Santo Petrus bahwa ia mengikuti situasi tersebut dengan penuh perhatian.
Paus berkata: “Situasi di Iran dan Israel memburuk secara serius pada saat yang kritis seperti ini. Saya ingin menegaskan kembali seruan untuk bertanggung jawab dan logis." Reaksi Paus ini muncul sementara berbagai negara dan otoritas internasional dari seluruh dunia telah bereaksi terhadap tindakan agresif rezim Zionis ini.
Duta Besar dan Perwakilan Tetap Uni Eropa untuk organisasi internasional yang berkedudukan di Wina menyatakan keprihatinannya tentang serangan teroris rezim Zionis terhadap Iran dan kemungkinan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, seraya menekankan perlunya menjaga keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan juga menilai serangan teroris rezim Zionis di tanah Iran merupakan penyebab terguncangnya hati nurani umat manusia dan mengatakan: "Pakistan mendukung bangsa dan pemerintah Republik Islam Iran."
Ketua Majelis Nasional Agung Turki juga mengutuk serangan rezim Zionis terhadap Iran dengan menerbitkan pesan di jejaring sosial X.
Kementerian Luar Negeri Libya juga mengeluarkan pernyataan hari Sabtu yang mengutuk serangan udara rezim Zionis terhadap Iran pada Jumat pagi dengan tegas dan menyerukan agar ketegangan segera diakhiri.
Menyusul serangan rezim Israel, yang dikutuk oleh berbagai negara, media berita Ibrani melaporkan bahwa respons rudal Iran terhadap rezim Israel sejauh ini telah melukai sekitar 170 orang dan menewaskan tiga warga Israel. (HRY)
