Sebelumnya, seorang juru bicara pasukan pendudukan Israel mengonfirmasi peluncuran dua roket dari Jalur Gaza menuju wilayah tersebut, yang memicu sirene serangan udara di sejumlah kota.
Dalam pernyataan terpisah, Brigade Al-Quds merilis rekaman video yang menunjukkan peluncuran roket ke arah permukiman Be’eri. Kelompok tersebut menyatakan bahwa serangan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kejahatan dan agresi yang terus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.
Pejuang Palestina Serang Unit Khusus Israel di Tengah Kota Khan Younis
Dalam perkembangan taktis besar di medan tempur, Brigade Al-Quds melaporkan bahwa para pejuangnya telah menargetkan sebuah kendaraan yang mengangkut pasukan khusus Israel yang dikenal sebagai mista’aravim dengan peluncur granat (RPG) di tengah Jalan Jala, Khan Younis, Gaza selatan.
Menurut kelompok tersebut, setelah serangan awal terjadi konfrontasi bersenjata langsung yang melibatkan senjata otomatis dan granat tangan. Bentrokan itu dilaporkan menyebabkan korban di pihak unit Israel, meskipun jumlah pastinya belum dikonfirmasi.
Dalam operasi yang berkaitan, Brigade Martir Al-Aqsa menyatakan bahwa para pejuangnya menembakkan mortir ke posisi militer Israel dan kendaraan lapis baja yang berada di dekat Jalan 5, di sektor utara Khan Younis. Serangan-serangan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas oleh faksi-faksi perlawanan Palestina untuk mengganggu pergerakan militer Israel dan menunjukkan kehadiran taktis di medan perang.
Keteguhan Perlawanan Bentuk Dinamika Negosiasi Gencatan Senjata
Dalam konteks yang berkaitan, Hani al-Dali, analis urusan perlawanan dari Al Mayadeen, menyatakan bahwa keteguhan faksi-faksi perlawanan Palestina dan penolakan mereka terhadap kerangka yang ditetapkan Israel telah memberikan dampak besar terhadap jalannya negosiasi gencatan senjata.
Al-Dali menjelaskan bahwa konsistensi perlawanan di medan tempur dan sikap tegas untuk tidak mengalah pada tuntutan yang bertentangan dengan prinsip nasional telah memaksa pejabat Israel untuk mempertimbangkan ulang proposal awal yang disampaikan dalam perundingan tidak langsung. Proposal tersebut sempat mencakup rencana mempertahankan kehadiran militer Israel di sebagian wilayah Jalur Gaza—sebuah ketentuan yang secara tegas ditolak oleh pihak perlawanan.
Menurutnya, kemampuan para pejuang Palestina untuk terus memberi tekanan di berbagai lini—baik militer, politik, maupun psikologis—telah menjadi faktor kunci dalam mengubah posisi tawar di meja perundingan, dan menggeser keunggulan ke pihak perlawanan.
Operasi Medan Tempur Guncang Target Militer Israel
Al-Dali juga menyoroti dampak strategis dari sejumlah operasi medan tempur yang berdampak besar dan dilakukan oleh para pejuang Palestina. Salah satu contohnya adalah foto viral yang menunjukkan seorang pejuang menanam bahan peledak di dalam tank Israel.
Ia menjelaskan bahwa insiden-insiden semacam ini mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada para pemimpin politik Israel dan masyarakat umum: bahwa militer Israel tidak mampu mencapai tujuan yang telah dinyatakan di Gaza, sementara moral pasukan di lapangan terus merosot di bawah tekanan perlawanan yang berkelanjutan.
Menurut al-Dali, kenyataan medan perang ini kini mulai bergaung di dalam institusi militer dan politik Israel, memunculkan tekanan dari para mediator dan suara internal yang mendesak perubahan dalam rencana penarikan pasukan serta peninjauan ulang strategi jangka panjang di Gaza.
Seiring dengan terus berkembangnya situasi, performa militer perlawanan Palestina yang konsisten tetap menjadi faktor penentu—baik di lapangan maupun dalam jalur diplomasi. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com