Menurut Iqna mengutip Al-Alam, Al-Khazali mengatakan Penggabungan PMC pertama kali diajukan oleh duta besar Inggris.
“Ketika kami menuntut penarikan pasukan Amerika, mereka mengatakan ISIS masih ada, tetapi ketika mereka menuntut pembubaran Pasukan Mobilisasi Populer, mereka mengatakan ISIS telah melemah dan Pasukan Mobilisasi Rakyat tidak lagi dibutuhkan,” imbuhnya.
Al-Khazali berkata: "Keberadaan Pasukan Mobilisasi Rakyat memberi Irak kekuatan tambahan, dan pasukan ini merupakan sumber kepercayaan yang nyata dan sarana untuk menjaga persatuan di negara ini."
Ia menyatakan: "Kami mampu meraih kemenangan sejati berkat sumber daya kami, fatwa otoritas keagamaan, kelompok-kelompok perlawanan, upaya putra-putri bangsa, serta dukungan Republik Islam Iran dan Hizbullah di Lebanon".
Sekretaris Jenderal Gerakan Asa'ib Ahl al-Haq mengatakan: "Alih-alih keluar dari pertempuran melawan ISIS dengan kerugian minimal, kami justru meraih prestasi dan kemenangan besar."
Al-Khazali menyatakan ISIS merupakan tantangan terbesar dan tersulit bagi Irak, yang bertujuan menciptakan perang mazhab di seluruh Irak.
“Ledakan dua makam Askariyyain dimaksudkan untuk mendapatkan alasan kuat untuk membakar Irak,” imbuhnya.
Al-Khazali menambahkan: “Meskipun bencana ini sangat dahsyat, hal itu tidak terjadi karena kehendak Tuhan, keberadaan otoritas agama, dan kebangkitan bangsa”.
“Demonstrasi dan protes tahun 2019 telah direncanakan sebelumnya dan banyak penguasa di kawasan tersebut mengetahuinya,” imbuhnya.
Al-Khazali menambahkan: “Irak telah melewati periode di mana perdana menteri berada di satu tempat dan menteri luar negeri berada di tempat lain, dan kita telah mengalami situasi seperti itu dan situasi ini masih ada”.
Organisasi Mobilisasi Rakyat Irak adalah salah satu kekuatan militer Irak dan bagian dari angkatan bersenjata negara, yang berada di bawah komando Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Organisasi ini dibentuk setelah dikeluarkannya fatwa Jihad Kafa'i oleh Ayatullah Sayyid Ali Sistani, otoritas tertinggi Irak, menyusul kendali kelompok teroris Takfiri ISIS atas sebagian besar wilayah provinsi Irak, yang memainkan peran penting dalam membebaskan Irak dari cengkeraman para teroris ini. (HRY)