Menurut Iqna mengutip Arabi 21, Belanda telah mengumumkan akan memboikot Kontes Lagu Eurovision 2026 di Wina jika Israel berpartisipasi, bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya yang telah mengancam akan menarik diri dari kontes tersebut karena perang rezim Israel di Gaza.
Lembaga penyiaran Belanda AVROTROS, salah satu dari puluhan perusahaan yang bersama-sama mendanai dan menyiarkan kompetisi tersebut, mengatakan bahwa jika Israel ikut serta dalam kompetisi tahun depan di Wina, maka tidak akan berpartisipasi, mengingat penderitaan manusia yang parah dan berkelanjutan di Gaza.
Organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan menambahkan, jaringan tersebut juga menyatakan keprihatinan mendalamnya tentang ancaman serius terhadap kebebasan pers, termasuk penindasan yang disengaja terhadap pelaporan internasional yang independen dan tingginya jumlah korban di kalangan jurnalis.
AVROTROS mengumumkan bahwa mereka juga telah memperhitungkan banyaknya jurnalis yang terbunuh di Gaza.
Lembaga penyiaran Irlandia, RTE, mengeluarkan pernyataan serupa pada hari Kamis, yang menyatakan bahwa berpartisipasi dalam kompetisi tersebut "tidak logis" karena perang Israel di Gaza. Islandia mengatakan kemungkinan akan menarik diri, dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyerukan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi tersebut.
Uni Penyiaran Eropa (EBU), yang menyelenggarakan kontes tersebut, mengatakan pihaknya sedang berkonsultasi dengan para anggotanya tentang cara mengelola partisipasi dan ketegangan geopolitik di sekitar kontes tersebut, dan memberi mereka waktu hingga pertengahan Desember untuk memutuskan apakah mereka ingin berpartisipasi.
Direktur Eurovision, Martin Green, mengatakan: "Kami memahami kekhawatiran dan pandangan mendalam seputar konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Keputusan untuk berpartisipasi dalam kontes ini akan berada di tangan para anggota. Dan kami akan menghormati keputusan apa pun yang dibuat oleh para penyiar."
Ancaman boikot ini merupakan bagian dari kampanye yang digagas berbagai organisasi dan seniman untuk menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza. Pekan lalu, para bintang Hollywood, termasuk Emma Stone, Iwo Adibi, Eva DuVernay, dan Olivia Colman, bersama 3.000 tokoh industri lainnya, bergabung untuk menandatangani ikrar boikot terhadap lembaga-lembaga film Israel yang "terlibat dalam genosida dan apartheid terhadap rakyat Palestina."
Rusia telah dilarang mengikuti Eurovision sejak dimulainya perang melawan Ukraina pada tahun 2022, tetapi Israel terus berkompetisi selama dua tahun terakhir meskipun ada perbedaan pendapat mengenai partisipasinya.
Tahun lalu, lebih dari 70 penyanyi, komposer, dan penulis lagu yang telah berpartisipasi dalam kontes Eurovision sebelumnya mengeluarkan pernyataan resmi yang menyerukan agar Israel dikeluarkan dari Eurovision 2025. (HRY)