
Menurut Iqna mengutip Arab News, terletak di Delta Sungai Mutiara di pesisir selatan Tiongkok, Makau merupakan koloni Portugis selama lebih dari 400 tahun. Pada tahun 1999, kedaulatannya secara resmi dikembalikan ke Tiongkok, menjadikannya salah satu dari dua wilayah administratif khusus, bersama Hong Kong.
Kota ini hanya seluas 33 kilometer persegi dan berpenduduk sekitar 700.000 jiwa, menjadikannya salah satu kota dengan PDB per kapita tertinggi di dunia.
Salah satu sektor utama Makau adalah pariwisata, yang belakangan mulai mengalihkan fokusnya ke pasar Timur Tengah. Pada bulan Februari tahun ini, Dinas Pariwisata Pemerintah Makau mengirimkan delegasi perdagangan khusus ke Riyadh dan Dubai untuk mempromosikan kota tersebut sebagai destinasi wisata.
Kepala Kantor Pariwisata Makau (MGTO), salah satu dari dua wilayah administratif khusus Tiongkok, mengatakan kota itu sedang bersiap menyambut wisatawan dari Timur Tengah, dan menambahkan bahwa wilayah itu sedang meningkatkan upaya untuk memperluas makanan halal dan pilihan perjalanan ramah Muslim.
“Ini pertama kalinya kami mengadakan seminar sendiri tentang pariwisata halal di Makau. Kami telah berpartisipasi di pasar pariwisata Arab selama bertahun-tahun, tetapi ini baru pertama kalinya kami melakukan hal ini,” ujar Maria Helena de Senna Fernandes.
“Kami telah memulai dengan program pelatihan bagi para pelaku bisnis perhotelan lokal, agen perjalanan, dan pihak-pihak lain yang berkecimpung di industri pariwisata untuk memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang dibutuhkan wisatawan Muslim,” lanjutnya.

Sebelum mengirim delegasi ke Riyadh, MGTO menerbitkan panduan perjalanan pertamanya bagi wisatawan Muslim untuk memberikan kiat-kiat tentang budaya, belanja, rekreasi, dan aktivitas keluarga, serta informasi tentang produk bersertifikat halal dan pilihan tempat makan, termasuk masakan Timur Tengah dan masakan lokal.
Pusat bersejarah kota ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO dan memiliki lebih dari 20 monumen yang memadukan gaya tradisional Tiongkok dan Portugis serta pengaruh Moor. Pada tahun 2017, Makau resmi ditetapkan sebagai Kota Kreatif Gastronomi UNESCO berkat keunikan sejarah dan tradisi kulinernya yang semarak. (HRY)