IQNA

Tujuh Dimensi Agama

11:01 - September 12, 2011
Berita ID: 2185613
Rahimpour Azghadi: Agama memiliki tujuh dimensi yang harus difahami dengan teliti dan kita gunakan dalam dialog sesuai dengan bahasa lawan bicara kita
IQNA: Hasan Rahimpour Azghadi menyampaikan hal itu dalam penutupan Konferensi Penyamaan Pemikiran Para Duta Budaya Republik Islam Iran di Luar Negri dan menambahkan, bahwa sangat disayangkan banyak potensi dan SDM yang sangat berkualitas di dalam negri yang belum dikenal secara luas oleh dunia luar.

Menurutnya dalam berbagai diskusi dan dialog kita memiliki berbagai asumsi dasar agama termasuk diantaranya definisi agama yang menjadi pijakan kita dan tidak boleh untuk kita abaikan dan kita lewati begitu saja.

Memang respon para pemikir dunia tidak sama atas berbagai pijakan dasar kita, sebagian menerimanya dan sebagian menolaknya dan disitulah peran diskusi dan dialog diperlukan, tegasnya.

Sebagian dari kita pun juga sangat disayangkan melupakan hal itu dan terjerumus dalam berbagai isu yang tidak esensial.

Sebagian lainnya masuk dalam berbagai pemikiran dan mencampuradukkannya sehingga hilanglah identitas diri dan benang merah yang seharusnya ia jaga dan pertahankan, tambahnya.

Dalam kesempatan itu beliau menyebutkan, bahwa agama memiliki tujuh dimensi yang satu dengan lainnya harus dipisahkan dengan jelas.

Dimensi pertama adalah ibadah dan ritual yang saat ini dalam gerakan westernisasi menjadi terpinggirkan dan cendrung diabaikan.

Dimensi Kedua adalah keyakinan atau akidah yang merupakan berbagai masalah yang harus disampaikan secara rasional dan berdasarkan pondasi logika yang kuat sehingga tidak lemah di saat berhadapan dengan Positivisme dan Post Modernisme.

Dimensi Ketiga adalah Teks Suci dan naratif yang barat juga memahaminya sebagai bagian dari sejarah yang memiliki kecendrungan ke arah semakin lemah dan ditinggalkan.

Dimensi Ke Empat adalah yang berhubungan dengan akhlak dan hukum yang menjelaskan tentang berbagai hal yang boleh dan tidak boleh yang bisa saja kita perbaharui dengan bahasa yang baru dan sesuai dengan perkembangan zaman walaupun isi dan esensinya tidak mengalami perubahan.

Dimensi Ke Lima adalah Dimensi Spiritual atau yang oleh barat disebut dengan pengalaman keberagamaan. Barat menerima hal ini dan tidak mengingkarinya.

Setiap yang dirasakan dalam diri seseorang yang melaksanakan ritual keagamaan, maka itulah yang disampaikan sebagai penjelasan keberagamaan, walaupun kosong dari pengetahuan dan hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan keberagamaan.

Karena itulah menurutnya barat nampak membela agama secara lahiriah, namun pada dasarnya mereka memusuhi agama di saat agama disampaikan dengan logika dan rasional yang memisahkan kesamaan dan perbedaan antara satu agama dengan lainnya.

Pada kesempatan itu Azghadi menyayangkan sebagian dari duta budaya yang menyampaikan agama dengan menegasikan nilai-nilai lain. Menurutnya kita harus cerdas dan tahu dengan siapa kita berhadapan dan dengan bahasa apa yang efektif untuk kita gunakan.

Dimensi ke Enam adalah dimensi sosial kemasyarakatan yakni agama sebagai saloah satu institusi di tengah masyarakat. Ini juga mengarah pada pelemahan kecuali jika kita mampu untuk menyesuaikannya dengan wacana barat dalam hal ini dan menjadikan institusi agama sebagai pusat sosial dan pengabdian pada masyarakat tanpa menampakkan sisi propaganda dan corong politik.

Dimensi Ke Tujuh adalah dimensi materi yang barat menyebutkannya dengan dimensi seni yang diterima dengan baik tanpa penolakan oleh barat dan menurut kita pun hal yang postif sebagai sebuah media yang lebih efektif.

857018
captcha