Berbicara pada sesi keempat forum "Sistem Ekonomi dalam Pandangan Al - Quran" yang digelar IQNA pada tanggal 25 Juni Hojat-ol-Islam Seyyed Hossein Mir Mo'ezzi, anggota dewan akademik Pusat Pemikiran Islam dan Penelitian Kebudayaan, melanjutkan diskusinya tentang hubungan antara ontologi dan ekonomi dalam pandangan Quran.
Menyoroti pentingnya melaksanakan keadilan dan takwa dalam semua bidang sosial, ia menambahkan "Pemimpin masyarakat Islam haruslah seorang yang saleh dan hanya pribadi yang keyakinannya terhadap akhirat membuatnya peduli pada kesejahteraan rakyat lebih dari dirinya sendiri. Untuk alasan yang sama, presiden, anggota parlemen dan pejabat tinggi lainnya harus memiliki karakter tersebut untuk melakukan komitmen mereka dengan cara sebaik mungkin. "
"Seseorang yang menjalani kehidupan yang adil dan berbudi luhur pasti akan meninggalkan kepentingan pribadinya demi mempertahankan kepentingan dari Islam dan Muslim, dan keyakinan tersebut sangat berpengaruh tidak hanya dalam sistem ekonomi tetapi juga dalam seluruh organisasi Islam."
Hojat-ol-Islam Mir Mo'ezzi melanjutkan dengan mengatakan bahwa "menurut pandangan Islam, alam semesta diatur berdasarkan sistem sebab-akibat yang kuat dan harmonis. "[Dia adalah satu] yang menciptakan tujuh langit, satu di atas yang lain. Kamu tidak dapat melihat ketidaksesuaian dalam penciptaan Yang Maha Penyayang. Hidupkan kembali pandanganmu, apakah kamu melihat ada celah?” (Qur'an: 67/3)
Membedakan pandangan Islam dan kapitalis, ia mengatakan "Paham pertama menganggap Allah sebagai pencipta tunggal dan pelindung dunia yang terus mempertahankan aturannya, sedangkan sistem kapitalis memegang gagasan bahwa Allah telah menciptakan dunia dengan cara yang teratur namun saat ini tidak memiliki peran dalam menjalankannya. "
"Perbedaan lain antara kedua sistem adalah kapitalisme membatasi dunia ke alam fisik sedangkan berdasarkan pandangan Islam, aturan yang mendominasi alam semesta termasuk dunia metafisik juga."
"Menurut ajaran Islam, sistem sebab dan akibat, yaitu Mulk (duniawi, fisik) dan Malakut (rohani), mengatur dunia dalam harmoni penuh tanpa ada yang berlawanan di bawah pengawasan Allah yang kekal."
Hojat-ol-Islam Mir Mo'ezzi lebih lanjut menegaskan bahwa "setiap fenomena duniawi memiliki dua penyebab: penyebab fisik yang dapat diketahui melalui ilmu pengetahuan materialistis dan rohani (spiritual) yang jauh di luar jangkauan ukuran – ukuran ilmiah. Yang terakhir ini memiliki efek luar biasa dalam semua domain politik, budaya dan pendidikan termasuk ekonomi. "
1047736