“Dengan orasi provokasi Ashin Wiratsu, biksu ekstrem Buddha yang dikenal sangat memusuhi kaum muslimin, menyelogankan para demosntran dengan tinju terkepal atas lawatan wakil PBB,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari Ruiters.
Mereka mengecam lawatan Yanghee Lee, reporter khusus Hak Asasi Manusia PBB untuk Myanmar.
Lee dalam lawatannya mengumumkan, propinsi Rakhine masih dalam kondisi krisis dan meminta pemerintah supaya membantu kaum muslimin Rohingnya, yang menderita di kamp-kamp mereka dan tidak memiliki cukup makanan dan obat-obatan.
“Kesedihan yang saya lihat di mata-mata para warga ini, sangat menyakitkan hati manusia,” ucapnya.
Selanjutnya, Lee mengatakan, “Tindakan tidak memperdulikan hak-hak minoritas muslim ini hanya akan lebih menambah kekerasan dan kemurkaan.”
Lembaga Umum PBB juga pada bulan November telah mengeluarkan resolusi, yang mana di situ mengajak pemerintah Myanmar untuk membela masyarakat 101 juta muslim Rohingnya dan memberikan hak kewarganegaraan kepada mereka.
Anjuran PBB ini menyebabkan munculnya pertentangan-pertentangan di Myanmar, dimana mayoritas penduduk mereka adalah penganut Buddha. Para penganut Buddha ini menyebut kaum muslimin Rohingnya sebagai imigran ilegal Bangladesh, meskipun sudah bertahun-tahun tinggal di negara ini.
Dalam demonstrasi yang berlangsung pada hari Jumat yang lalu, sebagian para demonstran penganut Buddha, dengan diikuti oleh para pejabat Myanmar yang mengklaim bahwa di kalangan kaum muslimin terdapat pasukan militer, menyebut kaum muslimin sebagai teroris.
Mereka membawa tulisan-tulisan seperti, Saling Bersatu Menentang Islam, Dilarang Menggunakan Nama Palsu untuk Para Imigran Ilegal Bangladesh, Keluarkan Para Pembohong Rohingnya.