IQNA

Publikasi Kembali Wawancara IQNA dengan Prof. Lin Song /

Sambutan Masyarakat Cina akan Terjemahan Sajak Al-Quran Tidak Disangka-sangka

7:24 - February 25, 2015
Berita ID: 2893692
Prof. Lin Song dengan statemen bahwa niat kedua kelompok tersebut adalah baik dan tujuan asli mereka adalah menjaga nilai dan kemuliaan Al-Quran dan mengetengahkan terjemahan Al-Quran yang baik dan selaras dengan kitab suci ini.

Beliau dalam hal ini mengungkapkan, saya juga tidak fanatik terkait frekuensi terjemahan Al-Quran; namun saya menegaskan dan mengharap bahwa harus ada terjemahan-terjemahan kredibel, tersusun dan dalam tingkat serta kualitas tinggi; kita semua mengetahui bahwa terjemahan yang selaras secara sempurna dengan teks asli tidak dapat ditemukan dalam setiap bahasa dan negara; namun senantiasa ada terjemahan yang lebih baik dari terjemahan lainnya dan lebih istimewa.
“Dengan demikian, Himpunan Islam Cina hendak merevisi terjemahan Al-Quran Muhammad Makin, yang berkali-kali diterjemahkan di Arab Saudi dan mengumpulkan para penerjemah sehingga menyelesaikan problematika terjemahan ini dan dengan bantuan Allah mudah-mudahan mereka mampu mengetengahkan terjemahan simpel nan mudah; demikian juga dipaparkan perspektif baru dari para cendekiawan agama dan meminta dibentuk sebuah kelompok penerjemah di seluruh penjuru negara dan diterima oleh semuanya; sejatinya dengan hal ini kualitas lebih diprioritaskan ketimbang kuantitas dan terjemahan individual Al-Quran pun berakhir,” tambahnya.
Periset Al-Quran Cina ini di bagian lain ucapannya, dengan mengisyaratkan konflik para cendekiawan muslim dalam ranah tafsir Al-Quran menegaskan, ada dua jenis perspektif berbeda di kalangan mereka; kelompok yang meyakini hadis sebagai sumber pertama dan unsur deskripsi dan tafsir, dan ini adalah perspektif para mufassir klasik; mereka meyakini bahwa Al-Quran tidak semestinya dideskripsikan dan ditafsirkan secara sia-sia dan tidak semestinya dalam terjemahan perspektif individu dijadikan sebagai pokok, dengan kata lain harus menjauhi tafsir bi al- Ra’y (pandangan pribadi); kelompok kedua meyakini bahwa tafsir harus baru dan tidak bersandar dengan hasil dan pengetahuan-pengetahuan cendekiawan lama; mereka meyakini bahwa harus merasa yakin dengan keabsahan hadis-hadis sumber dan mengkaji kehati-hatian mereka.
Demikian juga, Prof. Lin Song mendeskripsikan tatacara terjemahan sajak Al-Quran dalam bahasa Cina dan mengatakan, saya sangat suka dengan literatur kuno Cina; namun kami tidak akan lupa bahwa saya harus membantu mengembangkan Al-Quran, agama Islam dan juga kaum muslimin dan saya senantiasa menunggu seseorang yang menerjemahkan Al-Quran dalam bahasa sajak dalam bahasa Cina; namun hal ini belum pernah terealisasi; dengan demikian  saya sendiri bermaksud mencoba melakukan hal ini dalam bentuk uji coba, namun saya tidak memiliki keberanian; karena pada waktu itu banyak sekali pekerjaan dan saya pribadi meyakini bahwa tingkat pengetahuan saya dalam hal ini belumlah cukup.

 

Efek Nada Ayat dan Terjemahan Sajak Al-Quran dalam Bahasa Cina
Dia yang telah melakukan terjemahan sajak kalam wahyu dengan efek keindahan dan nada ayat-ayat Al-Quran Al-Karim, mendeskripsikan problematika yang ada dalam penitian jalan ini sebagai berikut: Terjemahan sajak membutuhkan sajak dan pilihan sajak juga sangatlah sukar buat saya; dengan demikian saya harus banyak berpikir sehingga saya memilih suara di antara kalimat-kalimat kaya bahasa Cina, dimana pertama dan akhirnya sama dan tidak merubah makna aslinya; dengan demikian saya sangat berupaya dan ketika sampai pada tahap dimana saya tidak dapat mengambli tekat dan atau tidak mendapatkan sajak, maka saya beri tanda tanya besar disampingnya supaya saya mendalami dalam ranah ini dan menemukan kalimat yang tepat dan menambahkannya.

 

Pengumpulan Buku Akustik untuk Terjemahan Sajak Al-Quran
Prof. Lin Song menjelaskan, guna mengetengahkan terjemahan sajak, lengkap dan diharapkan dari Al-Quran, maka saya mengumpulkan semua buku-buku akuistik Cina; tentunya dalam terjemahannya terdapat banyak kekurangan, namun pada akhirnya dengan tekad besar saya dapat menyelesaikannya.
Demikian juga, dia mengisyaratkan problematika politik masanya dan menegaskan, pada masa dimana saya hendak menerjemahkan Al-Quran, riset Al-Quran tidaklah terlalu popular; karena penelitian religi khususnya pada masa pemerintahan Cina (Maoizme) adalah hal yang dilarang dan hal yang sangat sensitif, dengan demikian saya hanya dapat menerjemahkan secara sembunyi-sembunyi; setelah itu setelah pelaksanaan kebijakan pintu terbuka (pengembangan ekonomi nasional dan sosial Cina), kondisi lingkungan berubah total dan ruang yang sebelumnya penuh dengan kekhawatiran lambat laut berubah menjadi tenang, setelah itu secara kontinu saya sangat serius melakukan terjemahan, yang pada akhirnya pada tahun 1988 terjemahan saya dicetak dan mendapatkan atensi dari pada pembaca.
Penerjemah Cina Al-Quran selanjutnya dengan mengisyaratkan bahwa ilmu agama bukanlah ranah spesialisnya mengungkapkan, dengan memperhatikan bahwa penelitian-penelitian Islam tidak terkait dengan keahlian dan jurusan saya, terkadang saya tersiksa dengan aktivitas dalam ranah agama dan terkadang juga saya terhakimi, namun dengan ini semua saya berupaya akan tetap komitmen dengan pekerjaan saya; dengan demikian selain aktivitas-aktivits ilmiah dalam ranah masalah-masalah Islam saya juga melakukan penelitian, sementara itu juga saya tertimpa keraguan dan kebingunan, yaitu apakah saya memiliki pekerjaan benar atau saya tidak peduli terhadap pekerjaan asli saya, khususnya pada masa itu penelitian tentang agama pada tahap yang sangat sensitif dan kemungkinan adalah hal yang berbahaya; dengan ini semua, saya tidaklah terlalu memperdulikan petuah-petuan orang lain dan juga bahaya-bahaya pekerjaan ini dan di antara support masyarakat dan kaum muslimin, khususnya sokongan ayah, saya mendapatkan keberanian dan dengan semua tenaga melangkah ke arah niat suci saya.

 

Terjemahan Sajak Al-Quran Berlangusng Selama 8 Tahun
Prof. Lin Song yang telah berupaya terus menerus selama 8 tahun berhasil menyelesaikan terjemahan sajak Al-Quran, mengisyaratkan terjemahan kitab Khatam Al-Quran dan menegaskan, pertama-tama saya menerjemahkan lima juz pertama namun pada masa itu saya sangat kawatir untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini dan saya menerjemahkannya tidak baik atau tidak mendapatkan sambutan, saya menerjemahkan Khatam Al-Quran (yang mencakup surat-surat pendek juz akhir Al-Quran) secara uji coba dan memublikasikannya.

 

Sambutan Terjemahan Sajak Surah-surah Pendek Al-Quran
Dia selanjutnya mengingat sambutan impresif masyarakat Cina akan terjemahan nada Khatam Al-Quran dan mengatakan, setelah publikasi dua ribu eksemplar terjemahan dalam kantor publikasi penelitian dan pendidikan bahasa asing Beijing yang dilakukan dengan pemaksaan saya, di kawasan seperti San Ya di kota Hai Nan, dimana hanya memiliki sedikit kaum muslimim terjual lebih dari seribu jilid terjemahan sekaligus, namun harus saya katakan publikasi markas ini biasanya hanya mencetak secara terbatas dalam beberapa jilid; namun kali ini telah mencetak seribu jilid buat saya; namun universitas tidak merasa yakin akan jumlah penjualan kitab ini; dengan bertolak bahwa pada masa itu para siswa tidak memiliki anggaran cukup untuk memublikasikan karya-karyanya, maka terpaksa mereka menggunakan bantuan dana bagian penelitian ilmiah dan dalam banyak hal, bagian penelitian yang mengkhawatirkan adalah kitab tidak terjual dan dana pemakaian tidak mengembalikan dana tepakai ke markas ini.
Lin Song menjelaskan, saya meyakinkan mereka akan pengembalian dana pembelian dan akhirnya mereka menerima, yaitu mereka memublikasikan dua ribu jilid; harga pada waktu itu 5 Mao dan satu kitab ini masuk ke pasaran, salah seorang muslim kota Xi An sekaligus membeli 800 jilid dari bagian penelitian dan hal ini menyebabkan keheranan para pejabat bagian ini; karena masalah demikian ini bahkan juga diberikan sebagai hadiah, maka tidak akan mendapatkan banyak minat untuk ditelaah.

Bersambung…

2885878

Kunci-kunci: quran
captcha