Hujjatul Islam Sayid Muhammad Husain Thabathabai, jenius Al-Quran dunia Islam saat wawancara dengan IQNA, dari Azarbaijan Timur, mengisyaratkan nuansa Al-Quran yang menyelimuti keluarga ayahnya dan mengatakan, saya sejak membuka mata, nuansa rumah dan sikap keluarga dalam bentuk yang mana saya memahami Al-Quran dengan semua wujud dari setiap kehidupan; dengan demikian menghafal Al-Quran sedari dua tahun bukanlah hal yang menakjubkan, karena jika udara yang engkau hirup di situ beraromakan Al-Quran, maka manusia itu sendiri dengan senang hati akan tertarik ke aroma wangi tersebut.
“Dengan demikian, sudah pasti dapat dikatakan dengan perantara hubungan mendalam kedua orang tuaku dengan Al-Quran, saya sejak permulaan penciptaanku sudah harmonis dengan ayat-ayat suci Al-Quran dan ranah untuk memulai hafalan Al-Quran pada umur dua setengah tahun saya sudah tersiapkan sedari masa tersebut, dimana dengan anugrah Allah saya dapat menghafal seluruh Al-Quran pada umur lima tahun dan bersamaan dengan itu, saya juga menghafal buku Ushul Kafi, dan demikian juga Gulestan Sa’di dan syair-syair Muhtasham Kasyani,” lanjutnya.
Menghafal Al-Quran Menciptakan Gairah Lebih dalam Wujud Saya
Dalam hal ini, Thabathabai mengungkapkan, sedari kecil sampai sekarang banyak sekali orang-orang bertanya kepada saya, apakah menghafal Al-Quran sedari kecil, yang mana merupakan masa-masa bermain dan bersenang-senang tidak bermasalah bagi Anda? Yang mana saya senanatiasa menyatakan dan menjawab bahwa keharmonisan dengan Al-Quran tidak hanya tidak menghalangi permainan kekanak-kanakan saya, namun juga menciptakan gairah dan spirit yang lebih dalam wujud saya; sebagaimana dalam banyak kaset-kaset yang direkam dari masa kecil saya, kami melihat terkadang saya bahkan dalam pertemuan tanya jawab, selain menjawab pertanyaan-pertanyaan para dewan juri, masyarakat dan anak-anak kecil lain yang sebaya, saya sedang bermain dengan mobil mainan saya, dan bahkan pada masa itu saya tidak melalaikan permainan.
Jenius Al-Quran ini dengan menjelaskan bahwa dirinya memiliki empat saudara dan empat saudari dan dirinya adalah anak ketiga, menambahkan, puji syukur kepada Allah, saya terlahirkan dan tumbuh dalam keluarga, dimana keluarga ayah dan ibu saya, kedua-duanya pengagum dan pengajar Al-Quran dan mereka mensuport anak-anaknya, baik perempuan dan laki-laki sedari kecil untuk menghafal Al-Quran dan menarik mereka dengan permainan anak-anak, dimana hal ini memiliki pengaruh yang mujarab dalam mengharmoniskan seluruh anggota keluarga dengan Al-Quran.
“Keharmonisan dengan Al-Quran dalam keluarga kami sempat membumbung, dimana dalam banyak tempat anggota keluarga satu sama lain berbicara dengan ayat-ayat Al-Quran dan dalam percakapan sehari-hari bersandar dengan ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat ini membentuk bisikan percakapan sehari-hari kami,” tegasnya.
Saya Berdoa supaya Anak-anak Saya Menjadi Hafiz
Hujjatul Islam Thabathabai dengan mengisyaratkan bahwa sekarang ini dirinya berumur23 tahun dan sudah menikah selama 4 tahun, mengatakan, “Saya memiliki dua anak, putriku Zahrasadat berumur 1 tahun sepuluh bulan dan putraku, Sayid Muhammad Muhsin 10 hari; saya sebagaimana juga semua orang tua menginginkan anak-anaknya berakhir dengan baik dan saya berdoa semoga Allah memberikan potensi pendidikan dan pembelajaran Al-Quran serta keharmonisan dengan Al-Quran dalam wujud anak-anak saya dan saya juga bersama istriku berupaya dan kami akan mengharmoniskan mereka dengan Al-Quran sedari kecil dan masa kanak-kanak, namun pasti saya tidak akan memaksa mereka untuk menghafal Al-Quran dan saya akan banyak berusaha dan berdoa sehingga lewat nuansa yang benar, kami menciptakan lingkup sehingga diri mereka sendiri yang bergairah untuk belajar dan menghafalkan Al-Quran.”
Demikian juga, dia terkait aktivitas risetnya di hauzah Ulumul Quran mengabarkan, saya berupaya lebih dalam pembahasan Ulumul Quran dan hadis dan saya memiliki riset-riset baru dalam ranah ini; baru-baru saja saya menerbitkan kitab Ushul Kafi secara substitusi dan buku pelajaran, yang mana buku ini dengan memperhatikan penerbitan 850 hadir dari Usul Kafi dalam dua jilid pelajaran, bagi orang-orang yang sudah menyelesaikan hafalan Al-Quran dan mencari penyempurnaan untuk hafalannya merupakan referensi yang baik, diharapkan semoga dalam dua bulan mendatang dapat dicetak.
Ustad Ulumul Quran ini menambahkan, saya juga menulis buku pendidikan percakapan dengan ayat-ayat Al-Quran, buku praktek Al-Quran, pelajaran dan bantuan menghafal Al-Quran, yang sudah diberikan ke percetakan dan saya mengharap dengan publikasi buku ini dan aktivitas-aktivitas riset lain kitab suci Al-Quran, kami dapat mempersembahkan kepada masyarakat dunia pelbagai dimensi Al-Quran yang belum diketahui.
Menurut laporan IQNA, Hujjatul Islam Sayid Muhammad Husain Thabathabai dalam sebuah lawatan pada tanggal 7-8 Maret ke Tabriz dalam acara dan program-program seperti: Melakukan pertemuan dengan sekumpulan dosen universitas, menghadiri konferensi Al-Quran 2500 orang di masjid universitas Tabriz, mengunjungi kantor propinsi IQNA, mengadakan pertemuan dengan gubernur dan para direktur kebudayaan kota Tabriz, berpartisipasi dalam konferensi Hari Besar Fathimi yang diadakan secara khusus untuk play group pelajar Al-Quran Yayasan Jamiah Al-Quran Al-Karim, pembukaan cabang baru kawasan 6, menghadiri acara masjid Wali Ashar (af) Basmenj, mengadakan pertemuan hangat dengan para direktur lembaga-lembaga Al-Quran aktif dan menghadiri acara TV jaringan propinsi Sahand.