IQNA

Riwayat Peralihan terhadap Tantangan dengan Bereksplorasi dalam Al-Quran/ Perbincangan dengan Wanita Penerjemah Al-Quran + Galeri

10:38 - April 13, 2015
Berita ID: 3133155
Masoumeh Yazdanpanah, salah seorang penerjemah Al-Quran Al-Karim, sejak tahun-tahun pertama kehidupanaya dan tantangan-tantangan intelektual mengatakan bahwa dia banyak menghadapi masalah dalam terjemahan-terjemahan Al-Quran; iman terhadap kebenaran Al-Quran dan keberanian dalam meneliti, menyebabkannya untuk mengambil jawaban-jawaban pertanyaannya dari Al-Quran.

Menurut koresponden Naba’, yang berafiliasi dengan IQNA, Masoumeh Yazdanpanah lahir di sebuah keluarga agamis di kota Qom; dia menimba pelajaran Ulumul Quran di hauzah ilmiah pada tahun 1359 dan setelah itu dia menekuni pelajaran bahasa Inggris di Islamic Collega London.  Di antara karya-karyanya adalah penyusunan buku Taudhih wa Tafsir dar Chehel Zaban (Penjelasan dan Tafsir dalam Empat puluh Bahasa), dalam bahasa Arab, Persia dan Inggris, buku Quran Nidai Baraye Jahaniyan (Al-Quran Seruan untuk Masyarakat Dunia) dan penulisan pelbagai makalah lainnya.  Dia pensiun sejak tahun 1392 dan ingin menjauh dari hiruk pikuk kehidupan dan menekuni hasrat Qurannya.

Menjawab Kekhawatiran-kekhawatiran Para Remaja; dengan Mengetengahkan Terjemahan Detail Al-Quran
Target adalah tujuan akhir dan tujuan akhir adalah Allah Swt. Saya benar-benar meyakini hal ini dan banyak orang yang tidak memiliki keyakinan tersebut, tetapi pemikiran ini menunjukkan kepada saya bahwasanya semua jalan terbuka untuk saya. Tahun demi tahun telah berlalu dan di mana-mana saya banyak melihat kontradiksi dan setiap kali saya membaca makna-makna Al-Quran, saya menemukan kesalahan-kesalahan pada terjemahan-terjemahan ini. Di usia yang ke 25 tahun, anak saya yang keempat yaitu anak terakhir saya lahir ke dunia – berbeda dengan sekarang ini, dimana sekarang ini kebanyakan  mereka yang berusia 25 tahun bahkan belum menikah – saya hendak melihat bagaimanakah para penerjemah sekarang ini. Saya berkunjung dan melihat dari dekat dan saya melihat bahwa saya juga mampu dan saya hanya harus mencari ilmunya saja.
Karena inilah saya berusaha lebih; tentunya usaha lebih ini berartikan lebih dari sepuluh kali lipat, dan bukan dua kali lipat. Saya mulai menerjemahkan, pertama-tama saya membuang terjemahan-terjemahan saya, karena saya sendiri juga tidak menyukainya. Terjemahan-terjemahan ini tidak memiliki bahasanya dan sekarang ini juga menurut saya masih kurang bagus. Jika sekarang ini saya pergi ke universitas, dimana saya melihat para generasi muda menginginkan apa dan insya Allah saya akan dapat mengetengahkan sebuah terjemahan yang lebih bagus. Dengan segala fasilitas yang diberikan oleh para ketua lembaga ilmiah dan kebudayaan, maka saya dapat mengetengahkan pekerjaan yang lebih baik. Insya Allah saya akan melakukan pekerjaan baru.

IQNA: Surat Apa yang Anda baca, sehingga menyebabkan Anda harmonis dengan Al-Quran?
Karena kami tinggal di Qom dan kami pergi ke sekolah agama dan pada waktu itu sudah menjadi tradisi bahwa kami pergi ke sekolah, namun sekarang ini sudah tidak menjadi tradisi lagi. Pada waktu itu kami diajarkan surat Yasin, Al-Rahman, Al-Syams dan Al-Waqiah. Pada waktu itu kami tidak mengetahui apa makna-makna ini semua? sekarang ini saat kami membaca idza waqa’at al-waqiah atau idza al-Syamsu Kuwwirat, maka badan kami benar-benar gemetar. Sungguh sangat indah dan jika kita melihat maknanya, maka kita benar-benar akan mengalami perubahan.

Al-Quran dari Ujung Sampai ke Ujung Menghembuskan Harapan
Setelah membaca makna-makna Al-Quran, saya memahami bahwa ayat-ayat tersebut sangat banyak memberikan kabar gembira. Pada masa itu, saya senantiasa mengatakan, kenapa kita semua harus memikirkan dunia. Ini adalah pemikiran saat kamu meninggal dan kematian Anda dipertanyaan, ada Nakir dan Munkar dan Anda akan tersiksa. Sekarang ini saya mengerti bahwa pemikiran ini ada di Buddha. Sekarang ini, ketika saya membaca tentang studi Syiah, saya melihat bahwa ini semua adalah pemikiran Buddha, dimana dunia adalah tempat penyiksaan dan kita harus terjauhkan dari ini semua dan meninggalkan dunia. Kemudian saya melihat bahwasanya Islam benar-benar memberikan harapan.


Saat saya berusia 14 dan 15 tahun, Al-Quran sudah tidak pernah terpisahkan lagi dari saya. Dapat dibenar bahwasanya kita membaca Al-Quran guna mendapatkan pahala, namun muncul ketegaran dalam diri saya, dengan mengatakan saya ingin tahu apa yang dikatakan oleh Al-Quran. Banyak sekali makna-makna Al-Quran yang tidak cocok dengan selera saya dan karena inilah dan juga sampai sekarang ini saya mengatakan kepada anak-anak saya, jika kamu pergi ke masjid dan tidak suka dengan nuansanya, maka pergilah ke masjid lainnya.  Pergilah ke satu tempat dimana di situ terciptakan hubungan dengan ruang tersebut. Terkait Al-Quran juga demikian; jika kamu melihat makna-makna yang tidak cocok dengan Anda, larilah pada terjemahan lainnya, barang kali ada orang lain yang menerjemahkannya dengan lebih baik.

IQNA: Apa pendapat Anda tentang tilawah Al-Quran?  Saat Anda sudah harmonis dengan Al-Quran, dengan tilawah qari manakah Anda merasa lebih harmonis?
Saya sudah meneliti tentang qari, apa itu qari dan qiraat? di balik makna lahiriah qari, yaitu membaca Al-Quran dengan indah, kenapa para qari sangat dipaparkan. Para qari memberikan pelajaran besar kepada saya dan menyempurnakan jalan saya. Saya mengerti bahwa di Mesir terdapat para qari besar, dimana setiap darinya memiliki metode khusus dan setiap qari memiliki keistimewaan dengan sebuah prioritas terkemuka, karena inilah qiraat mengalami perkembangan.
Begitu juga dengan para qari kita, supaya berkembang harus memiliki metode tersendiri, namun sangat disayangkan sebagian para qari Iran banyak meniru atau metode mengekor. Namun Alhamdulillah, dengan hadirnya para ustad-ustad Al-Quran, kreasi dan perkembangan metode Al-Quran semakin terus bertambah. Terjemahan-terjemahan kita dalam rute ini juga mengalami perkembangan dan perkembangan terjemahan sekarang ini menemukan maknanya.

Penyebaran Tadabur dan Pemahaman Al-Quran Konsisten dengan Teknologi
Jika Allah Swt menolong dan dengan upaya lebih saya bermaksud sebagaimana masyarakat berkembang dengan teknologi, kami akan mengembangkan pemahaman dan tadabur Al-Quran melalui jalan ini. Kita harus mengambil pelajaran dari kebijakan-kebijakan Barat, para musuh dan Israel tentang Al-Quran. Mereka bertekuk lutut di kawasan dan ini semua semata-mata berkat karunia Allah Swt. Berkeluarga adalah jihad, baik untuk perempuan dan juga untuk laki-laki. Jihad ini sangatlah berbeda dengan jihad membunuh seseorang, namun ironisnya apabila kita searching di internet, jihad berartikan membunuh orang dan ini sungguh sangat buruk sekali.


Kenapa referensi-referensi studi Syiah Barat lebih banyak ketimbang Iran. Kita harus dapat lebih menunjukkannya ke masyarakat. Seseorang yang hendak memasuki ilmu terjemahan Al-Quran, maka dia harus mengetahui duapuluh ilmu. Pembelajaran setiap ilmu memerlukan waktu bertahun-tahun. Yakni setelah 250 tahun seseorang baru bisa menerjemahkan Al-Quran. Kita harus membawa para remaja untuk masuk ke arena ini. Apa masalahnya, jika bermasalah maka tidak perlu dicetak dan dipublikasikan. Para remaja sendiri saat bekerja, juga harus berintelektual; kita mengajarkan Sya’n Nuzul (sebab penurunan) kepada para remaja, yang tentunya ini tidak bermasalah.
 

IQNA: Apa yang harus kita lakukan untuk mengeluarkan metode kehidupan Islam dalam masyarakat Iran sekarang ini?
Pendidikan saya dalam jurusan studi Syiah; lihatlah di dua titik masa Syiah, yakni masa Imam Ali (As), Imam Hasan (As) dan Imam Husein (As), masa itu adalah masa hidup sederhana dan satu jenis; yakni Imam Ali (As) jika di rumahnya sudah ada susu, maka beliau tidak memakan sesuatu lainnya atau duduk di atas tanah yang keras.

Namun di masa Baqir al Ulum (As), pakaian sudah lebih modern dan kondisi kehidupan juga demikian. Sekarang ini dalam kehidupan kita ada Taliban, Boko Haram, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan gedung-gedung Arab Saudi. Sekarang, bagaimana kita harus hidup? Kita mengatakan haram dan tidak pergi mendatanginya? Baru-baru saja barang-barang kesukaan orang kedua Taliban dikumpulkan dan dijual di pasar. Setelah Sembilan belas tahun mereka baru mengerti bahwa jika mereka memperkenalkan diri hal itu adalah hal yang baik. Nah, apa masalahnya jika Syiah modern?


Mereka mengatakan, jangan memakan harta haram, jangan Anda masukkan harta curian dalam kehidupan Anda, mereka tidak mengatakan jangan kau belanjakan dari harta bendamu. Kita dapat menggunakan Facebook untuk memublikasikan Al-Quran. Ini sangatlah bagus, sebuah keberkahan dan kenikmatan, namun kita harus mempelajari solusi-solusinya. Saya mengatakan “Pohon yang dilarang” yang disebutkan dalam Al-Quran adalah internet ini. Dikatakan, janganlah Anda pegang, tidak mengatakan haram. Jika Anda pegang, Anda akan dikeluarkan dan tidak akan pernah bisa kembali dalam jalan ini. Para cendekiawan Islam kita harus berfikir dan menemukan jalan keluar masyarakat Islam terhadap serangan-serangan Barat ini.
ISIS mengenakan pakaian merah saat mengeksekusi, yang diambil dari game-game komputer. Gaya duduk mereka, gaya bicara mereka. Saya mengerti bahwa satu dua orang anggota ISIS adalah para remaja, yang mengkreasikan game-geme komputer tersebut. Mereka adalah desainer, memberi pelajaran, mereka melaksanakan dan sekarang ini akibatnya juga berbalik ke diri mereka sendiri. Jangan berbuat buruk untuk Islam, perkenalkanlah Islam sejati kepada masyarakat. Beberapa waktu lalu pembantu pilot pesawat dilemparkan, dan jika seandainya orang ini adalah muslim, maka kegemparan apa yang akan terjadi, tetapi sekarang ini mereka mengatakan sakit. Mereka juga menangis untuknya. Bukanlah pendosa, namun jika seorang muslim, maka seluruh umat Islam akan terkena getahnya.


Dalam pertemuan dengan Pemimpin Revolusi Islam (Rahbar) beberapa tahun silam, saya senantiasa menyebut beliau dengan lafaz ayahku. Tulisan beliau juga merupakan penghias satu halaman dari terjemahan saya. Dalam pertemuan tersebut beliau berkata, kerugian terbesar yang kita miliki adalah menerjemahkan Al-Quran dengan tidak bagus. Penerjemah menulis setiap hal yang terlintas di benaknya akan tetapi saya katakan, jika saya melihat orang semacam ini maka saya akan menegurnya. Karena orang yang baru  datang, tidak mengetahui penambahan terkecil apa yang harus dia lakukan, jika masanya berubah, makna yang diutarakan akan berubah, maka penyelewengan apa yang akan diwujudkan dan bahaya apa yang akan diembankan.
Jika ISIS tidak memahami makna buruk dari Al-Quran; maka mereka tidak akan pernah mendatangi arah ini. Sekarang ini dirinya juga mendapatkan pukulan paling besar, maka dia menempuh jalan moderasi dan bergerak maju dengan senjata ini; sementara moderasi merupakan pokok dan akar Syiah.

3107882

Kunci-kunci: quran
captcha