Statistik Populasi Muslim Myanmar setelah Dua Tahun/ Populasi yang Tidak Dihitung
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Anatoli, statistik kontroversial jumlah kaum muslim yang disembunyikan selama dua tahun oleh pemerintah Myanmar menunjukkan kurangnya populasi muslim negara ini.
Hal ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang keluarnya kaum muslim Rohingya dan demikian juga kampanye anti Islam yang dipandu oleh para biksu Buddha nasionalis.
Hasil statistik populasi dan perumahan Myanmar sejak tahun 2014 yang dipublikasikan pekan ini disembunyikan karena takut akan menimbulkan ketegangan antara kelompok ekstrem Buddha dan etnis muslim negara ini.
Populasi yang Tidak Dihitung
Statistik ini menunjukkan bahwa populasi muslim kurang lebih 4% seluruh populasi Myanmar pada tahun 1983 mengalami penurunan 2,5%. Namun dalam penghitungan ini, kurang lebih 1 juta orang muslim Rohingnya yang tinggal di propinsi Rakhine barat tidak dihitung.
Statistik ini juga berbeda dengan prediksi himpunan penjagaan ras dan mazhab Myanmar. Himpunan yang menuduh kaum muslim berupaya melakukan Islamisasi negara 51 juta orang ini memprediksikan bahwa kaum muslim setidaknya membentuk 10% populasi negara ini.
Phil Robertson, wakil pengawas HAM di kawasan Asia mengumumkan, himpunan ini berkali-kali menunjukkan bahwa dengan publikasi informasi-informasi keliru, merubah bentuk realita dan provokasi kekerasan, menghendaki pengeluaran muslim dari Myanmar.
Para ekstremis Buddha memulai kampanye kekerasan dan berdarahnya terhadap kaum muslim sejak tahun 2012 dengan dalih peningkatan populasi muslim dan upaya mereka untuk Islamisasi Myanmar.
Karenanya, pemerintah Myanmar sebelumnya menunda-nunda pemublikasian hasil statsitik tersebut, karena khawatir terkobarnya ketegangan antara kelompok Buddha dan minoritas muslim negara ini.
