Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Bernama, Datuk Mohd Rawi Abdul Hamid, ketua komite agama, pariwisata dan pelayanan umum propinsi Kedah mengatakan, kinerja ini akan dilaksanakan dengan tujuan melawan ajaran-ajaran ISIS yang mayoritas dipublikasikan lewat film dan video di jejaring sosial dan internet.
"Semua partai, termasuk
bagian urusan agama, Polis Diraja Malaysia ( Royal Malaysia Police), JAKIM dan lembaga-lembaga
swasta harus duduk bersama dan mengkaji pelbagai dimensi masalah ini,”
imbuhnya.
Datuk Mohd Rawi Abdul Hamid mengatakan, video-video
ini dapat disediakan dengan kerjasama para ulama dan diupload di situs-situs
dan jejaring sosial.
Ia menambahkan,
ideologi-ideologi ISIS diputar di internet dengan video-video berbahasa
Indonesia dan Melayu, sementara masyarakat terpengaruh oleh video-video ini karena penyalahgunaan mereka tentang ajaran-ajaran Al-Quran.
Datuk Mohd Rawi Abdul Hamid melanjutkan, namun biasanya orang-orang yang terpengaruh dengan ISIS memiliki pengetahuan agama yang minim dan
tidak memiliki kajian yang mendalam. Karena inilah biasanya pelurusan pemikiran
orang-orang yang terpengaruh oleh ideologi ini amatlah sukar.
Ia mengatakan, bahkan sebagian
dari mereka berupaya, dengan menipu kedua orang tuanya, menyeret mereka untuk ikut
bergabung dengan kelompok ISIS.