Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Ufuq News, Win Myint, Presiden Myanmar, berpartisipasi dalam pertemuan tahunan ASEAN di Singapura, yang akan dimulai pada Sabtu, menggantikan Aung San Suu Kyi, pemimpin negara ini.
Pemimpin Myanmar memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, namun sekarang sangat mendapat banyak tekanan dari para kritikus karena krisis di provinsi Rakhine di negaranya, yang menyebabkan kaburnya sekitar 700.000 muslim Rohingya melalui perbatasan Bangladesh.
Sebelumnya, puluhan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, dikarenakan penindasan berdarah minoritas muslim di Myanmar, telah telah menuduh pemimpin negara ini, Aung San Suu Kyi telah lambat dalam mencegah pembunuhan umat muslim dan menuntut pencabutan kembali Hadian Perdamaian Nobel pemimpin Myanmar ini.
Perlu disebutkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, yang lebih dikenal dengan ASEAN, adalah organisasi internasional politik, ekonomi dan budaya di Asia Tenggara, yang pertama kali didirikan pada tahun 1967 dengan partisipasi lima negara dan sekarang memiliki 10 negara anggota.
http://iqna.ir/fa/news/3709514