IQNA

IQNA:

Corona, 11 September Minoritas Ras di negara Imigran/ Anti-Asia Setelah Islamophobia

16:15 - April 16, 2020
Berita ID: 3474136
TEHERAN (IQNA) - Rasisme dan xenofobia selalu menjadi masalah serius bagi sistem politik AS, dan penyebaran virus corona tampaknya telah berubah menjadi peristiwa 11 September lainnya bagi masyarakat Amerika, menciptakan gelombang baru perilaku tidak manusiawi yang menyalahkan minoritas ras dengan dalih untuk memerangi penyakit ini dan menghukum.

IQNA melaporkan, penyebaran virus corona di dunia, selain menciptakan adegan-adegan seperti membantu sesama manusia, kegiatan amal di berbagai negara untuk mengurangi masalah tenaga medis, menyumbangkan bantuan keuangan oleh selebritas dan kerjasama negara-negara yang memiliki masalah politik satu sama lain, ada juga gambar perilaku buruk di berbagai belahan dunia, salah satunya adalah perilaku rasis.

Mungkin salah satu negara Barat yang paling menghadapi masalah rasisme adalah AS, dan lebih dari negara lain, Amerika terdiri dari berbagai etnis dan ras. Dan sejatinya, masalah ini di sebuah negara yang berbasis pada imigrasi dan imigran telah menyebabkan banyak masalah dalam masyarakat multikultural dan multi-etnis Amerika.

155 Tahun Rasisme Setelah Pelarangannya

Berdasarkan amandemen ke-13 Konstitusi AS tahun 1865, "Perbudakan dan kerja paksa dilarang kecuali sebagai tindak pidana, dimana seseorang dihukum sesuai dengan peraturannya, di Amerika Serikat atau tempat lain di bidang yurisdiksi mereka." Undang-undang itu sempurna tiga tahun kemudian dengan memberikan kewarganegaraan kepada semua warga negara AS tanpa memandang ras atau warna kulit, sesuai dengan amandemen keempat belas konstitusi.

Kendati demikian, terlepas dari bertahun-tahun undang-undang ini, gerakan sipil dan hak-hak kewarganegaraan untuk kesetaraan rasial di AS, deklarasi legitimasi diskriminasi positif dalam Konstitusi oleh Mahkamah Agung Federal AS pada tahun 1973 dan bahkan dengan kepresidenan seorang seperti (Barack Obama) pada tahun 2008, minoritas dalam masyarakat Amerika kehilangan kesempatan yang sama untuk mengejar pendidikan dan pekerjaan karena bertahun-tahun diskriminasi rasial terhadap mereka.

Corona dan penyebarannya di AS tampaknya memiliki banyak masalah, termasuk lebih memperdalam perpecahan rasial di AS. Telah terjadi kasus-kasus rasisme terhadap Cina yang melebihi selainnya, minoritas ras Asia Timur, dan kulit hitam. Beberapa laporan menunjukkan bahwa orang Asia-Amerika membeli senjata api sebagai respons terhadap anti asing yang muncul karena corona. FBI telah memperingatkan bahwa kelompok-kelompok rasis kulit putih telah mengatakan kepada para anggotanya untuk mencoba menularkannya kepada polisi dan orang-orang Yahudi.

Kemiskinan adalah Penyebab Kematian bagi Orang Kulit Hitam Penderita Corona

Orang Amerika kulit hitam adalah kelompok etnis dan ras terbesar ketiga di AS (setelah orang kulit putih Amerika dan Amerika Latin). Orang Amerika berkulit hitam, atau orang Afrika Amerika pada umumnya, selalu menghadapi masalah seperti rasisme dan diskriminasi dalam penyediaan layanan, termasuk perawatan kesehatan. Situasi ini memiliki dampak yang lebih negatif pada komunitas kulit hitam di AS daripada sebelumnya, karena penyebaran virus corona di AS dan kekurangan nyata di sektor kesehatan memiliki dampak yang lebih negatif pada masyarakat kulit hitam Amerika melebihi sebelumnya.

Lembaga Penelitian ProPublica menganalisis komposisi rasial kasus terinfeksi corona di Milwaukee, Wisconsin, pada 3 April. Para peneliti di lembaga itu mengatakan bahwa orang Afrika-Amerika menyumbang hampir setengah dari semua kasus infeksi corona, dan 22 kasus dari 27 kasus kematian di kawsan itu.

Corona, 11 September Minoritas Ras di negara Imigran/ Anti-Asia Setelah Islamophobia

Kasus-kasus serupa telah terlihat di daerah-daerah dengan populasi orang Afrika-Amerika yang signifikan, terutama di propinsi selatan seperti Alabama, Georgia, dan Louisiana. Pusat penelitian melaporkan pada 6 April  bahwa 70 persen kematian terkait dengan Afrika-Amerika, dan daerah-daerah seperti Michigan menyumbang 33 persen kasus dan 41 persen kematian hingga saat ini dan kota Chicago (1.824 dari 4.680 kasus). Telah dikonfirmasi bahwa 72% dari kematian hingga 5 April terkait minoritas Amerika.

Di bagian lain dari laporan tersebut diakui bahwa orang Afrika-Amerika lebih mungkin terinfeksi karena kondisi kehidupan yang tidak menguntungkan (termasuk lingkungan perkotaan yang miskin dan kemiskinan), ketidakstabilan lapangan kerja, penyakit kronis yang dipengaruhi oleh kondisi ini, dan kurangnya cakupan asuransi kesehatan dan semua faktor ini dapat memperburuk efek negatifnya.

Masalah ini muncul ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum merilis data nasional tentang kejadian virus corona. CDC mengatakan kepada Hill bahwa mereka berencana untuk merilis informasi tentang komposisi rasial dari file-file tersebut setelah panggilan dari anggota parlemen partai Demokrat dan sebuah kelompok kerja yang terkait dengan kulit hitam kongres.

Semua Salah Cina!

Kelompok ras pertama yang jadi sasaran perilaku rasis sejak penyebaran corona di dunia adalah orang Cina, dan secara umum orang Asia, yang hadir di berbagai negara. Sementara itu, situasi minoritas rasial di Amerika Serikat ini sangat buruk.

Menyalahkan orang Asia, dalam kasus munculnya krisis terkait kesehatan masyarakat memiliki sejarah panjang di AS. Latar belakang rasis anti-Asia selalu pudar dalam konteks langkah-langkah keamanan nasional AS. Undang-undang yang melarang masuknya orang Cina ke AS diberlakukan pada tahun 1872 dan melarang mereka memasuki AS secara legal. Sampai 1943, orang Asia yang tinggal di AS tidak dapat diakui sebagai warga negara AS.

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Russell Jeung, seorang profesor studi Amerika Asia di Universitas San Francisco, ada lebih dari seribu kasus kekerasan dan rasisme terhadap orang Asia-Amerika di antara 28 Januari - 24 Februari 2020.

Corona, 11 September Minoritas Ras di negara Imigran/ Anti-Asia Setelah Islamophobia

Tetapi mungkin perilaku terbesar dan terburuk terhadap orang-orang Asia di AS telah dilakukan bukan oleh kelompok-kelompok yang terpinggirkan, tetapi oleh presiden negara ini. Presiden AS, Donald Trump berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus Cina", sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan retorika anti-Cina dan rasis. Trump kemudian menggunakan istilah "Kung fLu" untuk merujuk pada olahraga kung fu dan asal-usulnya di Cina, yang menuai kecaman.

Sejauh ini, banyak kasus intimidasi terhadap orang Asia telah dilaporkan di sekolah, universitas, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum di AS. Publikasi dan distribusi peringatan palsu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyarankan orang untuk menghindari masuk dan memakan makanan di restoran Asia-Amerika, menjadi berita utama dalam publikasi yang berbasis di Los Angeles.

Asiaphobia Setelah Islamophobia

Anti asing memiliki sejarah panjang dalam sejarah Amerika, dan contoh-contoh ini dapat dilihat pada banyak kelompok ras dan minoritas (Jepang, Inggris, Jerman, dan Rusia). Contoh terdekat dari sudut pandang historis dapat dianggap anti-Muslimisme yang luas setelah peristiwa 11 September 2001. Dengan demikian, selama dua dekade terakhir, Muslim dan Arab dipersalahkan atas serangan teroris terburuk di AS.

Selama apa yang disebut "perang melawan teror", dokter Muslim dan pemilik usaha kecil, yang telah melayani di komunitas mereka selama bertahun-tahun, menjadi sasaran sanksi dan kampanye sabotase. Siswa bernama Muhammad, Osama, Hussein dan nama-nama Islam lainnya dianiaya secara fisik dan mental selama berbulan-bulan. Wanita mengenakan jilbab takut muncul di depan umum karena kejahatan rasial terhadap Muslim terus meningkat. Pengemudi taksi dan pemilik pompa bensin terbunuh, beberapa di antaranya Sikh yang mirip dengan umat Islam.

Sistem politik Amerika, mau atau tidak mau, gagal menetralisir rasisme terhadap umat Islam, dan kecenderungan ini berlanjut sampai menjadi salah satu masalah bagi masyarakat Amerika, dan virus corona tampaknya telah menjadi peristiwa 11 September lainnya bagi masyarakat Amerika dengan dalih memerangi sebuah penyakit, kali ini, ras minoritas disalahkan dan dihukum. (hry)

3891389

captcha