“Ziyad al-Nakhalah, sekretaris jenderal gerakan Jihad Islam Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jika tawanan Hisyam Abu Hawash menjadi syahid, kami akan menangani masalah ini sesuai dengan tuntutan,” menurut IQNA, mengutip Al-Risalah.
Dia menekankan bahwa jika Hisyam Abu Hawash menjadi syahid, kami akan menganggapnya sebagai pembunuhan yang direncanakan sebelumnya terhadap musuh dan kami akan menangani masalah ini sesuai dengan komitmen kami untuk menanggapi setiap pembunuhan.
Hisyam Abu Hawash, seorang tahanan Palestina berusia 40 tahun dengan lima anak, telah melakukan mogok makan selama lebih dari 130 hari, sementara rezim Zionis terus menolak untuk menerima permintaan tahanan Palestina meskipun dokter memperingatkan bahwa kesehatannya memburuk. dia ingin menetapkan batas waktu untuk penahanan sementaranya.
Sementara itu, Klub Tahanan Palestina mengumumkan pekan lalu bahwa pihak berwenang Israel telah memutuskan untuk menangguhkan penahanan administratif Hisyam Abu Hawash.
Klub ini memposting di halaman Facebook-nya, dengan mengutip pengacara tahanan, Jawad Boulus, bahwa Abu Hawash masih dirawat di Rumah Sakit Assaf Harofeh di Palestina yang diduduki setelah kondisi fisiknya memburuk karena mogok makan.
Klub Tahanan Perang Palestina lebih lanjut menjelaskan penangguhan penahanan administratif Abu Hawash: “Penangguhan ini tidak berarti penghapusan penahanan administratif, tetapi berarti penghapusan tanggung jawab atas nasib dan hidupnya dari pengelolaan penjara dan intelijen rezim pendudukan (Shabak) dan pemindahan tahanan ini ke pusat penahanan informal di rumah sakit. Abu Hawash akan berada di bawah perlindungan pasukan keamanan rumah sakit, bukan penjaga dan menurut peraturan rumah sakit, keluarganya tidak dapat memindahkannya ke tempat lain saat ini, tetapi mereka dapat mengunjunginya”. (HRY)