IQNA

Kehidupan Sosial dengan Sayyidus Syuhada (as)/1

Pawai Ibadah dan Spiritual

8:30 - September 13, 2022
Berita ID: 3477304
TEHERAN (IQNA) - Seorang ahli Quran menyatakan bahwa pawai ibadah dan spiritual dimulai dengan haji dan berkata: “Pawai Arbain juga berakar pada riual haji”.

Bertepatan dengan hari-hari Arbain Huseini, kita mengambil pelajaran "Kehidupan Sosial dengan Sayyidus Syuhada (as)" dari Hojjatul Islam Seyyed Javad Beheshti, ahli Quran, untuk mendapatkan gambaran pelajaran praktis dari kehidupan dan biografi Imam Husein (as) untuk kehidupan umat manusia saat ini. Anda dapat membaca bagian kedua dari ucapan-ucapan tersebut di bawah ini:

Pawai ibadah dan spiritual dimulai dari haji. Tidak ada stagnasi dalam ibadah haji, karena sejak awal setiap orang harus bergerak dari kota dan negaranya. Ketika orang itu sampai di sebuah pemberhentian di mana dia harus menanggalkan pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian ihram, dia berkata iya kepada Tuhannya dan berkata: Labbaika, Ya Allah, aku telah datang.

Ketika seseorang memasuki Makkah dan Masjidil Haram, dia berjalan kaki, mengelilingi Ka'bah tujuh kali, melaksanakan salat, dan sekali lagi bergerak tujuh kali di antara dua gunung, seperti yang dilakukan Siti Hajar untuk mencari air untuk putranya, Ismail. Ini adalah jalan kaki yang Allah wajibkan bagi para jemaah haji dan peziarah Baitullah al-Haram.

Setelah Halq (mencukur rambut kepala) dan Taqshir (memendekkan rambut kepala), seorang haji keluar dari ihram dan kembali pergi ke padang gurun yang disebut Arafah pada hari ke-9 Dzulhijjah. Dia keluar dari hiruk pikuk kota dan hotel dan memasuki suasana murni gurun Arafat untuk mengenal Allah dan kebenaran dengan baik. Di penghujung malam, ia melakukan perjalanan dari Arafah dan memasuki gurun lain yang disebut Masy’ar (Muzdalifah). Untuk menemukan kesadaran, ia memasuki tanah yang disebut Mina dengan terbitnya matahari Idul Adha. Dia bergerak untuk melawan setan (setan dekat, setan tengah, setan jauh, setan kecil, sedang dan besar) dan setelah itu dia berkorban.

Pawai Arbain berakar pada ritual haji. Para imam suci (as) meskipun mereka memiliki sarana untuk melakukan perjalanan haji dengan kendaraan, tetapi mereka pergi dengan berjalan kaki untuk mengungkapkan cinta mereka kepada Allah dan berkata: "Ya Allah, aku jatuh cinta, kaki dan nafasku terbakar, tapi aku masih senantiasa mengingat-Mu dan membantu sesama perjalanan." (HRY)

captcha