IQNA

Kehidupan Sosial dengan Sayyidus Syuhada (as)/ 2

Manisnya Salat di Sisi Imam Husein (as)

18:00 - September 14, 2022
Berita ID: 3477312
TEHERAN (IQNA) - Tujuan dan motivasi menentukan karakter seseorang. Imam Husein as telah menunjukkan tujuan hidupnya dan gerak kebangkitannya dengan pelaksanaan salat dan merasakan manisnya salat.

Bertepatan dengan hari-hari Arbain Huseini, kita mengambil pelajaran "Kehidupan Sosial dengan Sayyidus Syuhada (as)" dari Hojjatul Islam Seyyed Javad Beheshti, ahli Quran, untuk mendapatkan gambaran pelajaran praktis dari kehidupan dan biografi Imam Husein (as) untuk kehidupan umat manusia saat ini. Anda dapat membaca bagian kedua dari ucapan-ucapan tersebut di bawah ini:

Tujuan dan motivasi menentukan karakter seseorang. Apa tujuan kebangkitan Imam Husein? Jawabannya jelas; Dalam tujuh bulan perjalanan mereka dari Madinah ke Makkah dan dari Makkah ke Karbala, mereka melakukan kebangkitan hanya semata-mata untuk Allah swt. Semua keputusannya terikat dengan salat, dalam hal ini imam berwudhu dan salat dua rakaat lalu mengumumkan sikapnya.

Ketika imam meninggalkan Makkah, beliau mengumumkan satu orang sebagai muazin kafilah mereka untuk mengumandangkan azan. Diriwayatkan bahwa perang seharusnya terjadi pada hari Tasua, tetapi Imam Husein (as) mengutus saudaranya, Abul Fadhl Abbas (as) untuk berunding dengan musuh agar menunda perang selama satu hari. Kenapa ? Karena Imam Husein (as) berkata:

إِنّی قد کنت أَحِبُّ الصَّلاةَ

“Sesungguhnya saya benar-benar mencintai salat..... Saya ingin menghabiskan umur saya malam ini dengan salat ”.

Pada pagi Asyura, beliau mengumandangkan azan dan melaksanakan salat berjamaah, dan mengucapkan terima kasih kepada Abu Tsumamah ash-Shaidi yang mengingatkan tentang waktu salat zuhur, dan mereka melaksanakan salat Asyura di depan hujaman musuh. Kita semua, baik yang hadir dalam pawai Arbain maupun yang masih tinggal, harus mengambil inspirasi dari pelaksaan salatnya Sayyidus Syuhada.

Nabi Muhammad (saw) menjelaskan kecintaannya dalam salat dengan contoh lain dan mengatakan:

جَعَلَ اللَّهُ جَلَّ ثَنَائُهُ قُرَّةَ عَیْنِی فِی الصَّلوةِ وَ حَبَّبَ اِلَیَّ الصَّلَوةَ کَمَا حَبَّبَ اِلَی الْجَائِعِ الطَّعَامَ وَ اِلَی الظَّمْآنِ الْمَاءَ وَ اِنَّ الْجَائِعَ اِذَا اَکَلَ شَبِعَ وَ اِنَّ الظَّمْآنَ اِذَا شَرِبَ رَوِیَ وَ اَنَا لا اَشْبَعُ مِنَ الصَّلَوةِ

Allah swt menjadikan penyejuk mataku dalam salat dan menjadikan aku mencintai salat; sebagaimana orang yang lapar mendambakan makanan dan orang yang dahaga mendambakan air. Orang yang lapar akan puas ketika dia makan, dan orang yang dahaga akan puas jika dia minum air. Tapi aku tidak pernah merasa puas dengan salat.” (HRY)

captcha