IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 16

Alasan Efektivitas Tilawah Ustad Abdul Basit

9:18 - December 21, 2022
Berita ID: 3477766
TEHERAN (IQNA) - Beberapa qari hanya bertujuan untuk melakukan suara dan naghom, dan di sela-sela membaca, mereka juga menyertakan sedikit bacaan Alquran, sementara ustad Abdul Basith mentilawah dengan cara yang benar-benar sederhana namun spiritual, efektif dan teknis.

Ustad Abdul Basith Muhammad Abdus Shamad Salim Daud (lahir 1 Januari 1927, meninggal 30 November 1988) mentilawah Alquran di banyak negara selama lebih dari setengah abad aktivitasnya dan, menurut kata-katanya, telah mengubah ratusan orang untuk memeluk Islam dengan suaranya.

Sebagai qari yang luar biasa, Abdul Basith memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu. Antara lain, dia memberi nilai khusus pada qiraat Alquran, dan dia harus beribadah sebelum mentilawah. Misalnya, dia shalat dua rakaat dan membaca dengan semangat khusus dan spiritual. Banyak tilawah ustad Abdul Basith telah dilakukan sebelum azan subuh, yang dianggap sebagai posisi spiritual terbaik. Misalnya, dia mentilawah surah Al-Hasyr dan At-Takwir di haram Imamain Kazimain (as), yang karyanya masih tetap ada.

Suara Ustad Abdul Basith unik. Oleh karena itu, Anda dapat melihat bahwa sekarang semua orang ingin meniru Abdul Basiht, mereka berusaha membuat suaranya mirip dengannya.

Istilah "mudah dan terkendali" dapat digunakan untuk tilawah Ustad Abdul Basit; dalam artian ia membaca secara sederhana dan sangat mudah didengar serta nyambung dengan tilawahnya, namun tidak ada yang bisa mengulang bacaannya. Tilawah ustad Abdul Basith tidak memiliki kepelikan seperti Syekh Mustafa Ismail, Syekh Kamil Yusuf Bahtimi, Syekh Mohammad Imran, Syekh Rifat, dll, ia mengetengahkan tilawah yang langsung dan relatif lancar, dan meskipun bersuara tinggi, ia tidak memaksakan diri.

Ustad Abdul Basith memiliki kesalehan dalam qiraat Alquran, yaitu dalam tilawah ia menganggap dirinya terikat oleh prinsip dan aturan yang ditentukan dalam ilmu qiraat, dan qiraatnya jauh dari ifrath dan tafrith. Jika seseorang ingin menjadi qari yang baik dan tumbuh dengan pondasi yang kuat, panutan terbaik adalah ustad Abdul Basith. Seorang pembelajar Alquran mungkin tidak memiliki suaranya, tetapi dia dapat dengan mudah mempelajari nada dan suasana tilawah sang ustad.

Ia memiliki rangkaian qiraat tahkik majlis dan kursus qiraat tahkik pelajaran dalam bentuk studio, yang sangat sederhana dan mudah dibaca. Tentu saja, ia juga memiliki kursus qiraat dalam bentuk tartil.

Dalam tilawahnya, ustad Abdul Basith memiliki kemampuan untuk memahami makna dan penguasaan, tetapi di atas pengetahuan dan pemahaman, keyakinan akan ayat-ayat, keyakinan akan kedudukan dan keagungan Alquran yang membuat tilawah seorang qari menjadi istimewa. Dan segala sesuatu yang ia suguhkan untuk memberikan bacaan yang efektif di jiwa pendengarnya.

Diambil dari ucapan Syekh Mansoor Qasrizadeh, seorang pengajar dan qari internasional Alquran dari Iran.

captcha