IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 3

Sisi Perbedaan Tilawah Syekh Rifat dengan Para Qari Mesir Lainnya

18:24 - September 14, 2022
Berita ID: 3477314
Syekh Rifat dianggap sebagai salah satu qari generasi emas Mesir, yang meskipun meninggalkan beberapa tilawah yang luar biasa, hari ini tampaknya dia kurang disambut oleh para qari; tilawah yang secara signifikan berbeda dari tilawah para qari Mesir lainnya.

Syekh Muhammad Mahmoud Rifat (1882-1950) adalah salah satu qari terkemuka Mesir. Ia menyandang gelar "Amir al-Qurra" karena memiliki gaya yang berbeda dari qari lainnya.

Salah satu poin penting yang harus diperhatikan adalah sisi perbedaan antara tilawah Syekh Muhammad Mahmoud Rifat (1882-1950) dengan qari lainnya. Perbedaan tilawah Syekh Rifat dengan maestro Mesir lainnya adalah pada jenis komposisinya. Tampaknya qari lain memiliki dialek normal, tetapi Syekh Rifat memiliki dialek puitis.

Ada keajaiban dalam komposisi Syekh Rifat yang tidak ditemukan di salah satu qari Mesir. Jika kita ingin memberi peringkat dan melihat bagaimana peringkat maestro Mesir, kita harus mengatakan bahwa Syekh Rifat berada di peringkat pertama dan yang lainnya berada di peringkat keempat dan seterusnya.

Tilawah Syekh Rifat, meskipun nada-nadanya sederhana sedemikian rupa, sehingga pesan apa pun yang dapat Anda pikirkan dapat ditemukan di dalamnya dan segala jenis keindahan dapat dilihat di dalamnya. Pengaruh nada ini sangat penting dalam tilawah Syekh Rifat, selain kesederhananya.

Pada awalnya, klaim bahwa "Syekh Rifat adalah jenius abad ini" mungkin tidak terlalu dirasa, dan pendengar mungkin bertanya, apa yang dimiliki bacaan ini? Tetapi semakin kita mengenal suasana tilawah para qari Mesir dan semakin banyak kita mendengar, semakin dekat kita pada realita bahwa Syekh Rifat adalah seorang jenius dan dengan mendengarkan lebih banyak tilawahnya juga menegaskan klaim ini.

Seorang musisi mengatakan tentang tilawah Syekh Rifat bahwa tilawahnya sangat berbeda dengan tilawah lainnya. Sepertinya qari ini menulis not terlebih dahulu dan membaca dari not dan memiliki teori khusus yang dapat dilihat di semua tilawahnya.

Sejauh ini belum ada yang mampu mengarang nada secara mental seperti Syekh Rifat; Artinya, ini bukan hanya tentang laring dan jenis tilawahnya, tetapi juga tentang pemikiran dan mentalitasnya, dan sejauh ini belum ada yang bisa berada di level seperti itu.

 

Diambil dari percakapan Ahmad Abul Qasimi, juri, guru dan qari Alquran internasional dari Iran. (HRY)

 

captcha