IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 2

Syekh Rifat; Seorang Jenius Tunanetra dalam Qiraat Bermakna Alquran

15:09 - September 07, 2022
Berita ID: 3477278
TEHERAN (IQNA) - Syekh Muhammad Mahmoud Rifat termasuk di antara orang-orang jenius membaca Alquran di Mesir. Meskipun ia adalah seorang yang buta, ia menggunakan perasaan batinnya untuk menyajikan sejenis bacaan khusus Alquran, sedemikian rupa sehingga gaya Syekh Rifat telah berbeda dari para qari lainnya.

Syekh Muhammad Mahmoud Rifat (1882 - 1950), dijuluki Amir al-Qurra, lahir di Kairo, Mesir pada tahun 1300 dan kehilangan penglihatannya karena sakit sebelum berusia enam tahun. Penyakit dan kebutaan inilah yang menjadi titik balik kehidupan Syekh Rifat. Di antara para qari jenius, kita bisa menyebut beberapa orang yang buta, seperti Ustad Hashan, Mohammad Imran, Mahmoud Ramadan, Saeed Muslim dan Muhammad Mahmoud Rifat. Dalam tilawah para qari ini, tidak hanya masalah teknis tilawah yang dibahas, tetapi juga ada sebuah rasa spiritualitas khusus, yang lebih menonjol dalam tilawah Syekh Rifat daripada yang lain.

Di masa kecilnya, ketika Ustad Rifat menjadi buta, dengan dorongan ayahnya, dia segera terbiasa membaca Alquran dan berhasil menghafal seluruh Alquran. Syekh Ali Mahmud (1878-1943) mendengar tilawah Rifat dan sangat terpengaruh. Dia berjanji kepada orang-orang di sekitarnya bahwa masa depan yang cerah menanti Syekh Rifat dan bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi salah satu qari besar dunia, dan hal tersebut pun terjadi.

Kehidupan profesional Syekh Rifat dapat dibagi menjadi dua periode; Satu periode sampai usia 32 tahun ketika mikrofon tidak digunakan dalam sesi qiraat Alquran, dan para qari dengan suara yang lebih kuat lebih diperhatikan dan disambut. Namun periode kehidupan profesional Ustad Rifat berikutnya adalah setelah usia 32 tahun ketika mikrofon digunakan. Selama periode ini, kehalusan nada dan teknik khusus tilawah Ustad Rifat terdengar, dan lebih banyak orang di Mesir dan di seluruh dunia mendengar tilawahnya.

Di antara komponen terpenting dari tilawah Ustad Rifat, salah satunya adalah spiritualitas tilawahnya, dan yang lainnya adalah improvisasi, yang terlihat lebih sedikit pada para qari. Di satu sisi, tilawah Ustad Rifat bisa dikatakan memberikan makna; artinya, meskipun Anda tidak tahu bahasa Arab, perasaan dan sikap Ustad Rifat saat membaca ayat akan membuat Anda terpengaruh.

Diambil dari percakapan Hamidreza Nasiri, salah satu qari internasional Iran. (HRY)

captcha