IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Ibrahim/ 3

Urgensi Keluarga dalam Pendidikan

15:36 - June 08, 2023
Berita ID: 3478488
TEHERAN (IQNA) - Salah satu platform terpenting untuk pendidikan masyarakat adalah keluarga, yang diperhatikan oleh Nabi Ibrahim (as) untuk mempengaruhi anak-anak dan audiennya.

Karena keluarga adalah bagian pertama dari masyarakat, maka memiliki urgensi khusus dalam pendidikan anggota masyarakat. Setiap manusia dilahirkan ke dalam komunitas pertama di sekelilingnya, yaitu keluarga. Jelas, hubungan anggota keluarga satu sama lain atau tanggung jawab yang mereka pikul mempengaruhi pembentukan kepribadian mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat.

Dalam siroh pendidikan Nabi Ibrahim (as), salah satu elemen pertama yang terlintas dalam pikiran adalah perhatian khusus terhadap keluarganya. Alquran menggambarkan dua bagian dari kehidupan Nabi Ibrahim (as), yang masing-masing memiliki aspek pendidikan.

Di bagian pertama, Ibrahim adalah seorang anak yang melihat pamannya, Azar, dalam kesesatan dan dengan nada yang baik hati melarangnya melakukan pekerjaan buruknya. Di bagian kedua, Ibrahim (as) adalah seorang ayah yang memerintahkan anak-anaknya dan meminta akibat yang baik untuk anak-anaknya dalam banyak doa yang dikutip darinya dalam Alquran.

  1. Ibrahim sebagai seorang anak

Di bagian ini, Nabi Ibrahim (as) melarang pamannya menyembah berhala dan mengikuti setan, tetapi dia menjawab:

قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ ءَالِهَتىِ يَإِبْرَاهِيمُ لَئنِ لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَ اهْجُرْنىِ مَلِيًّا

Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (QS. Maryam: 46)

Alih-alih marah atau ingin terus berdebat dengannya, Nabi Ibrahim malah berkata dengan nada yang baik hati.

قالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبىّ إِنَّهُ كاَنَ بىِ حَفِيا

Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (QS. Maryam: 47)

Sejatinya, Ibrahim membuat tanggapan yang berbeda terhadap kekerasan dan ancaman Azar dan menjanjikan pengampunan dan memintakan pengampunan Allah untuknya.

  1. Ibrahim sebagai ayah

Sebagai seorang ayah, Nabi Ibrahim (as) sangat penting bagi anak-anaknya dalam dua bagian:

A. Berdoa untuk masa depan anak-anak

Jika Anda melihat doa-doa Ibrahim (as) dalam Alquran, Anda akan menyadari bahwa fokus doa-doanya adalah meminta kebaikan, dan yang menarik, dalam doa-doa ini, dia tidak hanya meminta kebaikan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk anak-anak dan keturunannya. Dan poin ini bisa menjadi pelajaran bagi kita manusia bahwa saat berdoa, kita memohon kebaikan kepada Allah swt untuk anak-anak kita juga, bukan hanya untuk diri kita sendiri.

رَبّ‏ اجْعَلْنىِ مُقِيمَ الصَّلَوةِ وَ مِن ذُرِّيَّتىِ رَبَّنَا وَ تَقَبَّلْ دُعَاء

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” QS. Ibrahim: 40)

B. Wasiat di saat-saat terakhir hidupnya kepada anak-anaknya

Dengan mengutip wasiat Ibrahim, Alquran ingin mendidik orang-orang dengan mengikuti teladan Ibrahim, bahwa Anda tidak hanya bertanggung jawab atas anak-anak Anda hari ini, tetapi Anda juga bertanggung jawab atas masa depan mereka. Jangan khawatir tentang kehidupan materi anak-anak Anda setelah kematian Anda, pikirkan juga tentang kehidupan spiritual mereka.

وَ وَصىَ‏ بهِا إِبْرَاهِمُ بَنِيهِ وَ يَعْقُوبُ يَابَنىِ‏ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى‏ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَ أَنتُم مُّسْلِمُون

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. Al-Baqarah: 132)

Kunci-kunci: Alquran  ، pendidikan ، Ibrahim ، Wasiat ، doa
captcha