IQNA

Konsep Etika dalam Alquran/ 8

Kebiasaan yang Membalikkan Hakikat

18:06 - August 01, 2023
Berita ID: 3478717
TEHERAN (IQNA) - Tindakan moral apa pun dapat dianggap sebagai kebiasaan, seperti kacamata yang menipu, benar atau salahnya, membawa seseorang semakin dekat atau semakin jauh dari kebenaran. Kesombongan adalah salah satu keburukan akhlak yang menghalangi seseorang dari kebenaran dan membawa kepada kehinaan di dunia dan akhirat.

Salah satu perbuatan akhlak yang dikecam dalam Alquran adalah kesombongan. Kesombongan dalam arti harfiahnya berarti: Segala sesuatu yang menipu seseorang dan membuatnya lupa; baik itu kekayaan dan status atau nafsu dan kejahatan. Kesombongan dapat dianggap sebagai keburukan moral pertama yang berdampak pada ciptaan, Iblis adalah makhluk pertama yang, ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, menolak misi ini, dan alasan ketidaktaatannya adalah keunggulan jenis penciptaannya (api) atas jenis penciptaan Adam (tanah liat).

قَالَ انَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِى مِنْ نَارٍ وَ خَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raf: 12)

Adam dan Hawa bukanlah yang pertama terluka oleh dosa kesombongan, seperti yang kita lihat di dalam Alquran ada bangsa-bangsa lain yang binasa karena dosa ini. Kaum Nabi Nuh (as) adalah salah satu dari orang-orang ini:

فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (QS. Hud: 27)

Biasanya, orang menghindari kemungkinan bahaya berdasarkan hukum akal mereka, tetapi orang-orang yang sombong ini, meskipun mereka melihat tanda-tanda kebenaran dalam mukjizat Nuh dan kemungkinan hukuman Ilahi sangat kuat, mereka tidak hanya tidak peduli dan tidak perhatian, tetapi juga mendorong Nuh untuk memintakan azab Ilahi!

Allah telah mengungkapkan nasib orang yang sombong di dalam Alquran agar manusia dapat menghindari dosa moral ini semaksimal mungkin

وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (QS. Al-Hadid: 14)

Ketika seseorang tergoda oleh kesombongan, dia harus ingat bahwa atribut apa pun yang dia atributkan kepada mereka dan yang dengannya dia menganggap martabat dan statusnya lebih tinggi dari yang lain, Tuhan memiliki atribut itu dalam bentuk yang tidak terbatas, jadi tidak ada tempat untuk kesombongan dan ego. (HRY)

Kunci-kunci: Alquran  ، Kesombongan ، Setan ، Nuh
captcha