Mohammad Hassan Ghadiri Abyaneh, pakar terkemuka dalam manajemen strategis dan mantan duta besar negara Iran untuk Australia dan Meksiko, dalam wawancara dengan IQNA, menanggapi pertanyaan berapa jumlah haji tahun ini karena Pemimpin Tertinggi menyebutnya "Haji Baraah" sejalan dengan tindakan perang rezim Zionis, bisa menjadi peluang besar bagi dunia Muslim untuk mendukung Palestina dan menyatakan penolakannya terhadap rezim Zionis, mengatakan: “Musim haji Tamattu’ adalah situasi di mana setiap tahun umat Muslim dari berbagai negara berkumpul untuk melakukan tugas wajib pada hari-hari tertentu.”
Ia menekankan bahwa haji merupakan ibadah perintah Allah yang dilaksanakan dengan syarat. “Sementara itu, persoalan berlepas diri dari kaum musyrik dan contoh nyatanya di zaman sekarang; Amerika, rezim Zionis dan musuh-musuh Islam sangat penting dalam haji karena pandangan ini menyebar di kalangan jemaah haji di negara lain, sehingga langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk pencerahan ini,” ucapnya.
Ghadiri Abyaneh berkata: “Setelah kembali dari ibadah haji, para peziarah, di bawah pengaruh pencerahan ini, harus mengikuti jalan ini di negara mereka dan menyampaikan pesan bara’ah kepada umat Islam lainnya, yang memerlukan strategi dan organisasi yang koheren.”
Mobilisasi opini publik terhadap tindakan rezim Zionis
Pakar senior di bidang manajemen strategis ini melanjutkan, perbedaan haji tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah kita berada pada hari dan kondisi di mana rezim Zionis telah dan terus melakukan kejahatan, genosida, dan perang terbanyak terhadap masyarakat Gaza dan Palestina. Sehingga kini, setelah hampir delapan bulan, opini publik dunia telah bergerak menentang rezim tersebut. (HRY)