
Pemimpin Rusia ini menyampaikan komentarnya saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Russia Today melaporkan bahwa perjalanan ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Putin sejak ia dilantik untuk masa jabatan presiden kelima bulan ini.
“Sangat penting bahwa hubungan Rusia-China bukan merupakan kontak ad hoc dan tidak ditujukan terhadap siapa pun,” kata Putin.
“Kerja sama kami dalam urusan dunia merupakan salah satu faktor penstabil utama di panggung internasional. Bersama-sama, kita membela prinsip-prinsip keadilan dan tatanan dunia yang demokratis berdasarkan realitas multipolar dan hukum internasional.”
Kunjungan Putin terjadi di tengah ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Rusia dan China di satu sisi dan NATO di sisi lain, dengan pemerintah Barat menuduh Moskow dan Beijing melakukan agresi dan pemaksaan.
Baik Moskow maupun Beijing menghadapi tekanan yang semakin besar dari Barat terkait konflik di Ukraina dan aktivitas China di Indo Pasifik. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini menggambarkan China sebagai “negara utama yang memungkinkan Rusia melakukan perang agresi.”
China menolak menyalahkan Rusia atas krisis di Ukraina dan malah berpendapat bahwa ekspansi NATO yang terus berlanjut dan “mentalitas Perang Dingin” Washington adalah akar penyebab eskalasi yang terjadi saat ini.
China telah berulang kali menolak tekanan Barat untuk ikut menerapkan sanksi terhadap Rusia, dan menyebutnya sepihak dan tidak sah. “Menyulut api sambil menyalahkan pihak lain adalah tindakan yang munafik dan sangat tidak bertanggung jawab,” kata Kementerian Luar Negeri China bulan lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri China lebih lanjut menekankan bahwa hubungan baik dengan Moskow “kondusif bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan ini dan dunia pada umumnya.” (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com