IQNA

Perlunya Memperkenalkan Citra Islam Sejati dan Integritas Upaya untuk Mendukung Palestina

15:53 - September 21, 2024
Berita ID: 3480789
IQNA - Sesi seminar dengan tamu asing Konferensi Persatuan Islam Internasional diadakan dengan dihadiri Hujjatul Islam wal Muslimin Hamid Shahriari, Sekretaris Jenderal Majma Taqrib, pada Jumat pagi di Aula Zarin hotel Parsian Azadi.

Menurut Iqna mengutip humas Asosiasi Majma Jahahi Taqrib Mazahib Islami, Hujjatul Islam wal Muslimin Mortazavi, wakil presiden Majma Jahahi Taqrib Mazahib Islami, menyatakan di awal pertemuan ini: “Sepanjang sejarah, setiap kesuksesan dicapai bagi umat Islam adalah hasil dari persatuan dan solidaritas di antara masyarakat bangsa. Bahkan saat ini, kemenangan kebenaran tidak mungkin tercapai kecuali melalui persatuan para pengikut Nabi Muhammad saw”.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seyed Musa Mousavi, Wakil Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islami, menyatakan: “Kehadiran tamu dari berbagai negara dalam konferensi persatuan ini karena komitmen dan rasa tanggung jawab mereka.

“Dalam pertemuan konferensi ini, saran-saran penting dan efektif telah dibuat yang akan ditinjau, dirangkum dan diselesaikan serta akan digunakan,” imbuhnya.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seyed Musa mengatakan: “Selain pengaruh politik dalam perselisihan, pengaruh ulama juga penting dalam bidang ini. Kita harus mereformasi masyarakat, yaitu mereformasi masyarakat dengan para ulama”.

Wakil Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islami mengatakan: “Saat ini, meskipun terdapat penindasan dan tekanan rezim Zionis terhadap rakyat Gaza, ketidakpedulian dan pengabaian pemerintah merupakan sebuah tragedi besar, dan umat Islam harus disadarkan akan hal ini oleh para ulama. Selain itu, para ulama harus berbuat lebih banyak untuk memberi informasi kepada umat Islam terlebih dahulu.

Dalam pertemuan tersebut, Maulavi Ishaq Madani, Ketua Dewan Tertinggi Majma Jahani Taqrib Mazahib Islami, menyatakan bahwa saat ini dunia Islam berada dalam situasi yang menyedihkan dan berkata: “Saat ini, dunia Islam memiliki fasilitas yang baik dalam hal keuangan dan senjata, dan beberapa negara Islam bahkan memiliki fasilitas nuklir.

Dia menambahkan: “Secara strategi, dunia Islam berada dalam posisi terbaik, namun terlepas dari semua fasilitas yang kami miliki, kami tidak melihat hasil yang dapat diterima. Mungkin kekurangan kita adalah dalam menaati agama Allah. Sepanjang sejarah, semakin banyak umat Islam yang menganut agama tersebut, semakin sukses pula mereka.

Syekh Mahdi Al-Sumaidai, Mufti Sunni Irak dan anggota Dewan Tertinggi Majma Jahani Taqrib Mazahib Islami, mengisyaratkan catatan keikutsertaannya dalam konferensi persatuan, serta sejarah terbentuknya Dewan Tinggi Majma Taqrib dan aktivitasnya.

Peran Majma Taqrib dalam menciptakan persatuan dan perdamaian

Dia menambahkan, saat ini, ketika semua orang dimobilisasi melawan dunia Islam, Majma Taqrib telah memainkan peran besar dalam menciptakan persatuan dan perdamaian antara berbagai kelompok di dunia, termasuk di Pakistan, Afghanistan, Bosnia, Mesir, dll.

Al-Sumaidai menyatakan, kehadiran tamu-tamu baru pada Konferensi Persatuan menandakan semakin besarnya aktivitas Majma Taqrib. 

Hujjatul Islam wal Muslimin Sayyid Ali Fazlullah, anggota Dewan Tinggi Majma Taqrib, sembari mengucapkan selamat atas Pekan Persatuan dan hari lahir Rasulullah (saw), mengatakan: “Para ulama menanggung beban yang berat dalam menciptakan persatuan, dan saya berharap dalam situasi sulit yang kita hadapi ini, mereka dapat bersolidaritas untuk menunaikan tugasnya.

Fazlullah menunjukkan bahaya rezim Zionis bagi dunia Islam dan berkata: “Jika kita tidak menghentikan tindakan rezim pendudukan ini, maka rezim pendudukan ini juga akan merugikan keamanan dan stabilitas masyarakat Islam lainnya. Oleh karena itu, kita harus memperluas kerja sama dan bidang bersama serta melupakan perbedaan-perbedaan yang ada demi meraih kemenangan di semua tingkatan.

Abdul Qadir Alousi, Ketua Majelis Ulama Rabat Mohammadi Irak, sembari mengapresiasi kegiatan Majma Taqrib dan Sekretaris Jenderalnya, mengatakan: “Mengingat pentingnya persatuan Islam, konferensi ini dan terutama kehadiran tamu-tamu baru di dalamnya dapat menjadi sumber kebaikan bagi kita semua dan kinerja yang efektif untuk persatuan Islam”.

Mengutuk kejahatan rezim Zionis

Merujuk pada kejadian baru-baru ini di Gaza dan mengutuk kejahatan yang dilakukan rezim Zionis di Palestina dan Lebanon, Alousi menekankan perlunya mendukung kelompok ini semaksimal mungkin.

Mohammad Al-Asi, anggota Dewan Tinggi Majma Taqrib, mengatakan: “Situasi Palestina saat ini, tanah yang diberkati ini memanggil kita semua Muslim dan kita harus segera membantu rakyat Gaza dengan kepercayaan pada Tuhan dan dengan persatuan di antara kita sendiri.

Lebih lanjut, Sheikh Chaudhry, seorang ulama Bangladesh, mengisyaratkan keutamaan Masjid Al-Aqsa dan insiden baru-baru ini di Jalur Gaza dan berkata: “Mendukung Palestina adalah tugas kita semua; Allah berfirman, jika kamu berpaling, niscaya Kami akan menggganti dengan kaum lain.

“Kami mengapresiasi Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, karena telah melakukan hal-hal baik bagi Muslim Palestina,” imbuhnya.

Maulavi Habibullah Hossam, anggota Dewan Tinggi Majma Taqrib, mengatakan: “Menurut ayat-ayat Alquran dan sunnah Nabi, persatuan dan persaudaraan Islam adalah salah satu tujuan Islam dan satu-satunya cara untuk lepas dari kehinaan dan kebebasan Palestina.

“Kita harus mencapai persaudaraan dan persatuan yang sejati dan jujur ​​serta kembali kepada Alquran dan Sunnah, agar pembantaian umat Islam berakhir,” imbuhnya.

Gerakan Takfiri, Hambatan besar bagi persatuan

Maulvi Hossam menyatakan: “Hambatan terbesar bagi persatuan adalah gerakan takfiri, yang harus ditangani sekuat mungkin.

Abbas Khameyar, Penasihat Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib, menyatakan bahwa kita harus memobilisasi upaya kita untuk mendukung rakyat Palestina dan berkata: “Tentu saja, kita harus memobilisasi pandangan kita di bidang ini terlebih dahulu.

Dia menambahkan, Israel adalah sebuah program untuk pendudukan penjajah sejak awal, dalam hal ini, kita harus menyatukan pandangan dan barisan kita untuk menghadapinya.

Syekh Kafah Mohammad Battah dari Rusia menyatakan dalam kelanjutan seminar think-tank ini: “Kesombongan global selalu menyerang umat Islam untuk mendistorsi citra Islam dan membunuh kita. Mereka bermaksud memecah belah kita satu sama lain.

Komite media terintregasi di dunia Islam

Ia mengusulkan untuk membentuk komite media terpadu di dunia Islam dan menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya kepada dunia.

Mohammad Battah menekankan bahwa kita harus melampaui tahap pendekatan dan mencapai persatuan.

Mustafa Kaya, anggota parlemen Turki, bertanya mengapa negara-negara Islam tidak bisa bersatu? ia berkata: “Hal ini disebabkan karena telah terjadi permasalahan sektarian dan kesukuan di antara kita umat Islam dan sayangnya kita tidak memiliki kesatuan pendapat satu sama lain.

“Rezim Zionis mengejar tujuannya dan tidak peduli apakah kita Syiah atau Sunni. Rezim ini menyasar seluruh umat Islam tanpa memandang agama,” imbuhnya.

Kaya menekankan, Kita harus mengatasi gerakan-gerakan hegemonik dunia melalui interaksi dan solidaritas serta mewujudkan hak dan keadilan bagi kaum tertindas di dunia.

Mustafa Yusuf Al-Ladawi, perwakilan dari Persatuan Cendekiawan Perlawanan Internasional, mengkritik negara-negara Islam yang tetap bungkam mengenai insiden di Palestina dan berkata: “Palestina tidak menderita karena kekurangan senjata, tetapi membutuhkan persatuan tekat”.

Qaisar Tarad, presiden Asosiasi Persahabatan Islam Australia, menyatakan bahwa persatuan umat Islam tidak dapat dicapai melalui doa, tetapi harus dilakukan dengan tindakan, dan berkata: “Sayangnya, kita memiliki banyak masalah di Palestina, Suriah, Lebanon, Kashmir, dll., yang perlu banyak usaha untuk menyelesaikannya.”

“Kita tidak boleh hanya bergantung pada pemerintah saja, tapi kita juga harus mendapatkan bantuan dari masyarakat dalam menghadapi musuh,” imbuhnya.

Abd al-Razzaq Qasum, anggota Dewan Tertinggi Majma Taqrib, mengacu pada insiden dan peristiwa di Palestina, mengatakan: “Pertama-tama kita harus mengenali rasa sakitnya dan kemudian mencari pengobatan, dan kita harus beralih dari wacana ke tindakan.

“Jika kita waspada dan menyadari tantangan kita, kita akan menyadari bahwa kita harus bersatu untuk mencapai tujuan kita,” imbuhnya.

Dato Azmi Abdul Hamid, Presiden Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (Mapim), mengatakan: “Kita harus mengidentifikasi masalah-masalah umat Islam dan merancang rencana praktis untuk menyelesaikannya. Kita harus mengatur umat Islam dan menggunakan sumber dayanya dengan benar.

Ia menambahkan, sudah menjadi tugas para ulama dan pemikir kita untuk memperkuat gerakan-gerakan Islam di tingkat nasional dan kemudian menghubungkannya satu sama lain di tingkat global. Meskipun musuh selalu mempunyai rencana strategisnya sendiri, kita harus menjaga persatuan kita melawan mereka.

Syekh Hassan Abdallah, anggota Majelis Ulama Muslim Lebanon, menunjuk pada kejadian baru-baru ini di Palestina dan akibat badai Al-Aqsa dan berkata: “Operasi ini menggagalkan upaya musuh selama lima puluh tahun.

Ia menjelaskan hasutan musuh terhadap umat Islam dan menekankan pentingnya peran dan misi Majma Taqrib dalam menangani fitnah-fitnah tersebut.

Hassan Abdullah juga menyinggung insiden teroris baru-baru ini di Lebanon dan berkata: “Kami menyaksikan bahwa para pengikut semua agama di Lebanon bergegas mendonorkan darah kepada mereka yang terluka dalam insiden teroris ini. Namun, musuh ingin membuat perselisihan di antara kita?

Musaidi, anggota Dewan Tinggi Majma Taqrib, mengatakan: “Masalah Palestina saat ini adalah ujian terbesar umat Islam dan sekali lagi meningkatkan perlunya persatuan di kalangan umat Islam.”

Ia menekankan, terlepas dari semua dukungan dari Amerika dan negara-negara Barat, rezim Zionis belum mampu mematahkan keinginan front perlawanan dan kejadian baru-baru ini di Palestina telah menunjukkan musuh sebenarnya bagi kita semua umat Islam.

Adam Shantadze, Mufti Georgia menyatakan: “Islam mempersatukan kita tanpa memandang ras dan jenis kelamin, sementara musuh ingin memecah belah kita.

“Saat ini, persatuan antara negara-negara Muslim agak rapuh, dan kita harus berdialog dan bekerja sama serta mengatasi masalah di antara kita,” imbuhnya.

Di penghujung, Mufti Georgia mengatakan: “Dalam satu tahun terakhir, banyak warga sipil yang kehilangan nyawa di Palestina, namun sayangnya banyak negara Islam yang hanya menjadi penonton”. (HRY)

 

4237639

captcha