Dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan, Araghchi menyerukan agar segera diadakan pertemuan untuk mengambil sikap tegas terhadap serangan rezim Israel terhadap beberapa lokasi militer Iran.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bertemu pada hari Senin untuk membahas serangan Israel terhadap Iran, kata Presiden Dewan Swiss pada hari Minggu.
Misi PBB Swiss mengatakan bahwa pertemuan tersebut diminta oleh Iran dengan dukungan Aljazair, China, dan Rusia.
Dalam pernyataan terakhirnya, Menteri Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Iran, serta pelanggaran hukum internasional, khususnya Pasal 2 Piagam PBB, yang melarang ancaman atau penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional.
Ia menunjukkan bahwa tindakan agresi ini, yang terjadi setelah tindakan genosida rezim Israel di Gaza dan perangnya terhadap Lebanon, merupakan ancaman signifikan terhadap perdamaian dan stabilitas internasional di kawasan.
“Sementara sistem pertahanan udara Iran berhasil mencegat sebagian besar proyektil Israel, serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada lokasi yang menjadi sasaran dan mengakibatkan empat prajurit Iran gugur sebagai syuhada,” kata Araghchi.
“Iran mempertahankan haknya untuk menanggapi tindakan kriminal oleh “Israel” ini, sejalan dengan Piagam PBB dan hukum internasional,” tambah Menteri Luar Negeri Iran menggarisbawahi.
Pada hari Sabtu, Angkatan Darat Iran mengonfirmasi bahwa empat prajurit gugur sebagai syuhada saat mencegat proyektil yang diluncurkan oleh militer pendudukan Israel ke wilayah Iran.
Pertahanan Udara Iran juga melaporkan bahwa pada dini hari tanggal 26 Oktober, “Israel” menargetkan lokasi militer di provinsi Teheran, Khuzestan, dan Ilam, dengan pertahanan udara yang mencegat serangan tersebut.
Kerusakan terbatas dilaporkan, dan tingkat kerusakan sepenuhnya sedang diselidiki, kata mereka. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com