IQNA

Fereshteh Balochi Berbicara tentang Munajat Imam Ali (as)

"Aman" Merupakan Muasal "Keamanan Alam" dari Sang Pencipta Yang Maha Penyayang

8:16 - January 14, 2025
Berita ID: 3481404
IQNA - Penulis buku Syarah Munajat Imam Ali (as) di Masjid Kufah, mengemukakan bahwa “keamanan” seluruh dunia berpangkal pada wilayah Amirul Mukminin (as), dan berkata: "Dalam munajat-munajat ini, Imam mengajarkan orang-orang bagaimana cara memohon kepada Allah swt."

Hari kelahiran Amirul Mukminin Ali (as) yang penuh berkah merupakan kesempatan yang baik untuk membahas beberapa aspek spiritual dan mistik dari tokoh spektakuler dalam sejarah Islam ini.

Munajat Imam Ali (as) di Masjid Kufah adalah salah satu teks yang paling bermakna dan inspiratif yang membuat pikiran dan hati setiap pembaca berpikir. Pada kesempatan hari kelahiran Imam yang penuh berkah, Iqna menghubungi Fereshteh Balochi, penulis buku Syarah Munajat Amirul Mukminin (as) di Masjid Kufah. Karya ini menganalisis dan menafsirkan doa-doa ini dari perspektif yang mendalam dan membuka cakrawala baru dalam memahami untaian-untaian mutiara ini bagi para hadirin.

Buku ini dibagi menjadi dua bagian, berjudul "Apa Itu Munajat" dan "Frase-frase Munajat." Pada bagian pertama penulis memaparkan tentang munajat, doa dan permohonan serta tujuannya, sedangkan pada bagian kedua penulis mengulas 32 kalimat doa Imam Ali as yang terbagi menjadi dua bagian dan menjelaskan makna lughowi dan tafsir serta takwil dari setiap kalimat.

Terkait dengan isi kitab Munajat Amirul Mukminin (as) di Masjid Kufah, Balochi mengatakan: Munajat dan doa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, dimana bagian pertama adalah frase-frase pertama munajat ini, yang dimulai dengan "Allahumma inni asaluka al-amaan" dan kemudian Imam membacakan serangkaian ayat-ayat yang merujuk pada adegan-adegan yang menakutkan pada Hari Pembalasan dan memohon perlindungan kepada Allah dari peristiwa besar ini hari ini, dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari itu. Pada bagian ini berisi ayat-ayat terpilih yang berkaitan dengan kejadian pada Hari Kiamat.

Mengacu pada Frase, “Sesungguhnya aku memohon perlindungan-Mu pada hari dimana manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya”, dia berkata dalam frase ini, Imam Ali (as) berkata, “Ya Allah, aku memohon perlindungan-Mu pada hari dimana manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Kata “Sahibatihi” berarti seorang istri yang senantiasa bersama dan simpatik). Dalam bagian ini, kondisi Hari Qiamat dijelaskan dengan baik.

Mengenai bagian kedua munajat ini, dosen universitas ini berkata: Bagian kedua adalah bisikan romantis, yang setiap frasenya dimulai dengan kata "Maulaya, Ya Maulaya," dan Imam menyebutkan sifat-sifat Tuhan dan mengungkapkan kebalikan sifat-sifat tersebut bagi umat manusia. Di antaranya, Imam berkata: “Maulaya, Ya Maulaya, Engkaulah Penciptaku dan aku adalah makhluk-Mu. Siapakah yang memiliki belas kasihan terhadap makhluk kecuali Sang Penciptanya? Menanggapi pertanyaan, mengapa Imam Ali (as) menggunakan kata “Aman” dalam munajat-munajat tersebut? ia berkata: Pada semua frase pembuka, Imam mengulang-ulang pernyataan persis ini: “Ya Allah, aku mohon keselamatan kepada-Mu.” Muatan semantik kata “Aman” dan “Maula” yang diulang-ulang dalam beberapa bagian berikut dan mengapa Imam mengulanginya begitu sering dijelaskan dalam buku ini dengan mengacu pada ayat-ayat dan riwayat-riwayat.

وقتی منشاء «امان» از خداوند امان می‌‌خواهد

Keamanan kesemuanya kembali pada wilayah Ali (as)

Terkait dengan kata “Aman”, Balochi berkata: Terkait dengan kata “Aman”, dengan mempertimbangkan riwayat-riwayat dan ucapan-ucapan para maksum, khususnya riwayat ini, yang di dalamnya Allah berfirman:

وَلَايَةُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ حِصْنِي فَمَنْ دَخَلَ حِصْنِي أَمِنَ مِنْ عَذَابِي

Wilayah Ali bin Abi Thalib adalah benteng-Ku. Maka barangsiapa yang memasuki benteng-Ku ia aman dari murka-Ku”. Apa pun yang ada dalam kata ini, semuanya kembali kepada Wilayah Amirul Mukminin.

Segala kebesaran di hadapan segala ketidakberdayaan

Balochi menambahkan, Imam Maksum (as) mengatakan dalam munajat-munajatnya (termasuk doa Kumail dan munajat-munajat di Masjid Kufah), "Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, meskipun aku tidak melakukan dosa." Doa ini mengajarkan bagaimana kita bisa berbicara dengan Tuhan kita. Dalam munajat khusus di Masjid Kufah ini, kita berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Pengasih dengan mengungkapkan sifat-sifat Tuhan dan mengakui ketidakberdayaan kita sendiri. Kita membandingkan puncak keindahan dan kesempurnaan Tuhan dengan puncak ketidakberdayaan, ketidaksempurnaan, dan kelemahan kita sendiri, dan ini membantu kita mendekati tahap pengabdian dan penghambaan kepada Tuhan, mengesampingkan diri kita sendiri dan hanya melihat Tuhan serta menutup mata terhadap selain-Nya. (HRY)

 

4259470

Kunci-kunci: Munajat Imam Ali ، Aman ، Keamanan ، Alam
captcha