Menurut Iqna mengutip Middle East News, beberapa menteri pemerintah Belanda dari partai moderat dan konservatif mengundurkan diri pada Jumat malam karena perbedaan pendapat mengenai kebijakan pemerintah terhadap Tel Aviv akibat perang di Gaza, yang telah menjerumuskan negara tersebut ke dalam situasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Langkah ini diambil setelah Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp mengundurkan diri karena negaranya gagal menjatuhkan sanksi terhadap Tel Aviv.
Menurut surat kabar Belanda, Dutch News, menyusul pengunduran diri Veldkamp; Eddy van Hijum, Menteri Sosial; Judith Uitermark, Menteri Dalam Negeri; Eppo Bruins, Menteri Pendidikan; Daniel Janssen, Menteri Kesehatan, dan empat menteri lainnya juga mengundurkan diri.
Mengenai pengunduran dirinya, Veldkamp mengatakan: "Saya merasa tidak dalam posisi untuk mengambil langkah besar lebih lanjut. Pemerintah tidak mendukung pengambilan tindakan besar lebih lanjut terhadap Israel karena perang di Gaza dan berlanjutnya rencana pembangunan permukiman di Tel Aviv."
Sehari setelah mengumumkan niatnya untuk mengambil tindakan terhadap Tel Aviv atas agresi berkelanjutannya terhadap Gaza, menteri luar negeri Belanda mengatakan ia menghadapi perlawanan di dalam kabinet.
Pejabat Belanda tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa proposal yang ia ajukan telah dipertimbangkan secara serius, tetapi menemui pertentangan dalam banyak rapat kabinet.
"Hal ini membuat saya memutuskan untuk mengundurkan diri, karena saya tidak lagi memiliki keyakinan yang cukup terhadap kemampuan saya untuk melanjutkan jabatan Menteri Luar Negeri pada periode berikutnya," tambah Veldkamp.
Perlu dicatat bahwa Kamis lalu, 21 negara Eropa, termasuk Belanda, mengecam keras persetujuan Tel Aviv atas rencana permukiman di Yerusalem Timur. (HRY)