Menurut laporan berita International Al-Quran (IQNA), yang dilansir dari surat kabar Mesir al-Syuruq, “Pembentukan badan dunia pembelaan Al-Quran ke dalam seluruh bahasa dunia merupakan sebuah keharusan,” ujar Ahmad al-Thayyib dalam acara penutupan perlombaan internasional Al-Quran ke-18, yang dilaksanakan di balai ilmu dan kebudayaan Dubai, Jum’at malam (18/7).
“Semua komite-komite ilmiah sentral Islam akan berkhidmat dalam planning ini dan semua fasilitas-fasilitasnya akan digunakan untuk khidmat kepadanya,” tegasnya.
Selanjutnya, Syeikh al-Azhar, dengan mengisyaratkan pengklaiman sekelompok Orientalis yang mengatakan bahwasanya Al-Quran bukanlah wahyu Allah yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad (saw) mengatakan: “Klaim sekelompok Oreantalis yang mengatakan bahwa nabi Muhammad (saw) mengutip Al-Quran dari kitab Taurat, dan Injil, serta para ulama Yahudi dan Masehi yang tersebar dipenjuru jazirah Arab tidaklah benar.”
Dia dengan mengisyaratkan akan kefasihan bahasa dan sastra Al-Quran,berkata “Bahasa Taurat dan Injil adalah ajam, sedangkan bahasa Al-Quran, dari sisi kefasihan dan sastranya, berada dalam tingkatan tertinggi bahasa arab,”.
Ahmad al-Thayyib di akhir sambutannya mengkritik orang-orang yang mengingkari turunnya Al-Quran sebagai wahyu kepada Nabi (saw), “Dalam menghadapi orang-orang yang berusaha menciptakan keraguan tentang penurunan Al-Quran dan kemukjizatannya, harus dibentuk sebuah sentral yang mampu menjawab syubhat-syubhat semacam ini”, paparnya.