Menurut laporan IQNA, beberapa waktu lalu dan di celah pameran internasional Al-Quran ke-22, telah diselenggarakan festival karya terbaik interdisipliner Al-Quran Al-Karim, dengan diprakarsai oleh Organisasi Aktivitas Al-Quran Universitas Negara.
Dalam sesi festival ini, tesis “Zibai Syenasi Surah Al-Rahman” (Estetika Pengenalan Surah Ar-Rahman) karya Sepideh Yaquti, hasil karya jenjang Master, jurusan Kajian Seni Universitas Al-Zahra (as), dengan bimbingan Asyraf al-Sadaat Musawi lur, meraih peringkat pertama negara.
Selanjutnya, kita akan membaca pengenalan dari sang penulis tesis “Zibai Syenasi Surah Al-Rahman”:
Al-Quran, Peradaban dan Takwil
Al-Quran Al-Karim adalah teks mukjizat, yang bisa dikategorikan sebagai teks poros dalam sejarah kebudayaan Arab dan dengan memperhatikan permasalahan peradaban Arab-Islam disebut dengan peradaban “Teks” dan jika sandaran sebuah peradaban adalah teks, yang dianggap sebagai asas dan poros peradaban, maka tidak diragukan lagi bahwa takwil – yakni aspek lain teks – merupakan pembuat dan mekanisme penting kebudayaan dan peradaban dalam produksi dan pengetahuan. Takwil ini terkadang langsung, yakni bersumber dari transaksi langsung dengan teks dan pendekatan sadar untuk memahami maksud dan maknanya; sebagaimana yang sudah marak dalam kancah ilmu agama. Terkadang takwil juga secara tidak langsung, yang mana hal itu dapat kita temukan dalam bidang ilmu yang lain.
Urgensitas Pendekatan Estetika Al-Quran
Ketika teks menjadi poros peradaban atau kebudayaan, maka terpaksa tafsir dan takwilnya akan beragam dan mengikuti faktor yang beragam. Di era globalisasi komunikasi yang menjelaskan efek dan daya tarik dengan bahasa gambar, telah memberikan bentuk yang berbeda terhadap karya intelektual dan ideologi dan terhadap perilaku yang benar kemanusian, dan pada akhirnya gambaran estetika audien, maka melihat efek-efek gambar dan visual Al-Quran dengan pendekatan estetika, merupakan hal yang sangat penting nan urgen.
Realitanya, “Seni Gambar” dianggap sebagai dasar dan aturan gaya fundamental Al-Quran dan sarana terkemuka dan terpilih dalam menjelaskan aspek estetika ayat-ayat, dengan memanfaatkan unsur-unsur seperti visualisasi dan deteksi, gerak, warna, percakapan, suara, masa, tempat, nuansa kata, makna abstrak dan subjektif, akan menciptakan kondisi internal dan posisi manusia dan dengan desain secara tidak langsung akan mempermudah dan mempercepat penangkapan dengan sangat indah.
Pada saat yang sama, Al-Quran Al-Karim menyalahi sebagian teks-teks yang hanya memperhatikan pembuatan dan mekanisme keindahan dan aspek pembuatan teks dan mendapatkan perhatian para sastrawan dan pengkritik, dari sisi kandungan juga sebuah teks yang menakjubkan dan mukjizat. Dari sisi yang lain, penurunan Al-Quran merupakan awal permulaan gerakan dalam sastra dan dengan pembaharuan gambar dan maknanya terhadap teks lainya memberikan dampak yang efektif, dimana dengan penganalisaan perspektif ini mampu membantu lebih menyingkap estetika Al-Quran dan memperkuat insting audien untuk memahami lebih banyak tentang Al-Quran.
Penerapan Konsep Al-Quran Dengan Pendekatan Estetikanya
Adapun urgensitas penelitian ini dikarenakan pengenalan dan analisa aspek estetika Al-Quran sebagai kitab langit dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan, maka ia akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam psikis dan penerapan konsep-konsep Al-Quran serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; yang mana setiap dari para audien dengan setiap taraf pemikiran dan keahlian akan mampu mengambil interpretasi yang berbeda dalam kancah ini; interpretasi untuk menciptakan pendidikan dan arus baru guna lebih mensuburkan pemikiran dalam konsep dan ayat-ayat Al-Quran karena dibarengi dengan statemen dan metode baru dalam menjelaskan konsep, sehingga karenanya akan lebih berpengaruh dalam benak dan menciptakan insentif dalam interprestasi Al-Quran dan selanjutnya akan memahami ekspresi baru tentang estetika Al-Quran dengan perspektif baru.
Karena karya seni merupakan sumber seniman dan seniman merupakan sumber karya seni, dengan demikian kajian surat Al-Rahman sebagai ungkapan penciptaan artistik ayat-ayat Al-Quran, merupakan pandangan cermin dan melebihi studi banding seni, yang menggambarkan unsur bersama dan berpengaruh dalam bab estetika ayat-ayat dalam bentuk baru. Dengan demikian, analisa gambar, dalam hal tekstur dan konteks dalam pemaparan makna yang dikehendaki dan tauladan terbaik manusia akan sempurna sehingga dengan sarana ini akan merealisasikan kesatuan seni gambar dalam kesatuan teks.
Perspektif Sayid Qutub; Dasar Utama Tesis
Dasar utama penelitian ini, yang berusaha memaparkan pembaharuan dalam bentuk baru dalam aspek analisis seni Al-Quran, adalah mengkaji perspektif Sayid Qutub, analisis pertama yang melakukan analisis citra artistik seni dalam Al-Quran. Berdasarkan inilah tesis tersebut disusun dalam empat bab.
Ulasan Bab-bab Tesis
Bab pertama dalam dua bgian terpisah menjelaskan tentang makna dan gambaran estetika dan citra artistik seni dan unsur-unsurnya. Di bagian pertama menjelaskan tentang makna estetika dan hubungannnya dengan seni dan keindahan serta analisis perspektif para pemikir dan para ahli dalam bidang ini. Bagian yang kedua, dengan statemen yang serupa menjelaskan definisi gambar dan citra artistik seni, fungsinya dalam teks-teks agama dan unsur-unsurnya, adalah memperkenalkan seni ilustrasi dan visualisasi dan aplikasinya, dan tujuannya adalah menganalisa teks-teks agama, khususnya Al-Quran Al-Karim.
Bab kedua menganalisis tentang karya-karya estetika dan seni gambar dalam Al-Quran dan deskripsinya dalam bentuk contoh-contoh dari ayat-ayat pilihan surat Al-Rahman. Kemudian dalam bab ini, dengan menjelaskan fungsi seni gambar dalam kalam wahyu, berusaha menunjukkan urgensitas fungsi pemindahan konsep tujuan melalui kandungan ayat-ayat.
Dalam bab yang ketiga dengan memberikan deskripsi dan mengembangkan komponen teorinya, dengan menjelaskan istilah-istilah seni Sayid Qutub sebagai analisis terbesar dalam kancah seni gambar dalam kancah teks agama.
Dalam kesimpulannya, poin-poin bab-bab sebelumnya juga disebutkan dalam bab terakhir dan di permulaan dituturkan mengenai surat Al-Rahman dan ungkapan mengenainya, kemudian dengan membagi kandungannya menjadi lima bagian terpisah dalam setiap bagian terpisah pertama-tama dijelaskan ayat disertai dengan terjemahan dan makna-makna kalimatnya, kemudian setelah itu, dalam kesimpulan tafsir yang ada, sang penafsir memaparkan tafsir terbaik dan terindah yang berkaitan dalam hal ini, kemudian menjelaskan unsur-unsur citra artistik seni dan estetika ayat-ayat dengan statemen analisis- deskriptif, kemudian menganalisa unsur-unsur terpenting citra artistik dalam ayat-ayat pada setiap bagian dasarnya.
Pada saat yang sama, dapat diakui bahwa karena luasnya topik dan pemberlakuan dalam perspektif baru terhadap aspek-aspek yang sedikit dalam pelbagai penelitian, terkhusus yang diperhatikan oleh komunitas seni, analisis akurat dan komprehensif dari fungsi estetika dan seni gambar dalam surah seperti surah Al-Rahman, dimana seperti surah-surah kalam Ilahi lainnya, merupakan ungkapan sempurna dari seni pencipta keindahan yang menuntut area yang lebih luas, yang tidak mungkin dapat disediakan secara sempurna dalam kesempatan yang singkat ini. Klaim karya ini tidaklah mengkaji semua aspek dan seluruh ayat-ayat Al-Quran; akan tetapi berusaha memaparkan gambaran estetika Al-Quran dengan menjelaskan aspek dari ayat-ayat Al-Quran yang mana menurut pandangan sang penulis merupakan poin-poin estetika. Semoga usaha yang kecil ini menjadi awal dasar untuk penelitian Al-Quran dalam kancah seni dan pembuka untuk mereka dalam rangka membantu memperkuat penelitian interdisipliner dalam ranah disiplin ilmu penelitian visi seperti penelitian seni.
Di akhir, saya merasa harus mengucapkan rasa terima kasih saya yang tak terhingga kepada Doktor Mis. Khaz Ali, pimpinan termulia dan Mis. Doktor Amir Khani, Asisten Kebudayaan Universitas Al-Zahra (as), yang senantiasa menyertai dengan inspirasinya untuk para mahasiswa dan telah menyiapkan kondisi yang lazim untuk membuahkan hasil aktivitas Al-Quran dan saya ucapkan terima kasih juga atas jerih payah dan bantuan tanpa pamrih ustadzah, Mis. Doktor Asyraf Shadaat Musawi Lur, yang dengan jerih payahnya yang teladan dan kasih sayang dalam pengkayaan yang lebih baik dalam penyusunan tesis ini.