IQNA

Al-Quran Al-Karim Dalam Perspektif Adil Para Cendekiawan Barat

10:27 - September 08, 2014
Berita ID: 1447897
Sebagian para cendekiawan Barat dengan perspektif adilnya telah menelaah tentang Islam, Al-Quran Al-Karim dan keindahan-keindahan Islam telah membuat takjub mereka semua; meskipun ranting-ranting keyakinan orang-orang ini tidak berlandas dari langit akal ke ranah hati dan tidak kenyang dengan air hati nurani; dengan demikian tidak memiliki hasil dan buah!

“Arthur John Arberry, seorang Orientalis populer Inggris dan pemilik terjemahan tafsir Al-Quran Al-Karim (1953) mengatakan, “Kemudian ketika dibacakan kalam wahyu dengan bahasa Arab, lantas aku mendengarkan; seolah-olah aku mendengarkan suara denyutan hatiku,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari Kantor berita Islamweb.

Goethe: Metode Al-Quran Sangat Menakjubkan
Johann Wolfgang von Goethe, Penyair, penulis dan filosof Jerman juga meyakini, “Metode Al-Quran sangatlah kokoh dan menakjubkan sekali; Al-Quran adalah induk dari semua buku dan saya dalam masalah ini seperti setiap kaum muslimin yakin setiap kali membaca Al-Quran saya merasa jiwa saya bergetar dalam tubuh.” Goethe ketika umurnya mencapai tujupuluh tahun, juga mengatakan dihadapan umum dengan segala kekhusyuan menginginkan kelulusan malam Qadar, dimana masa turunnya Al-Quran Al-karim dan bahkan satu hari ketika memahami keindahan di antara halaman-halaman Al-Quran, dia meneriakkan, “Sungguh Anda beruntung karena sudah tinggal di tempat suci ini, yang merupakan kekayaan tak ternilai di atas bumi.”
Demikian juga, Goethe dalam sajak syairnya (Sajak Timur Penyair Barat) mengatakan, “Berhijrahlah ke arah kesucian dan kejernihan Timur engkau di sana akan mendapati kalam kebenaran dari Tuhan yang telah diturunkan dalam bahasa penduduk bumi”, atau dia mengisyaratkan di tempat yang lain, “Al-Quran bukanlah ucapan manusia, jika kedudukannya dinisbatkan kepada orang lain selain Tuhan, maka ini berarti kami telah mengasumsikan Muhammad Rasulullah (Saw) sebagai Tuhan.”

Islamolog Jerman: Keindahan Firman Tuhan Tidak Pas Dalam Bentuk Bahasa
Demikian juga, Ms. Prof. Anne Marie Schimel, Islamolog populer Jerman, dalam pendahuluan buku maksud Hoffman mengenai Islam menuliskan, “Al-Quran adalah firman Tuhan yang diturunkan dalam bahasa fasih Arab dan terjemaan firman ini tidak akan menembus makna permukaan.  Pada dasarnya siapakah yang mampu menaruh keindahan firman Tuhan dalam bentuk bahasa?”
Dalam hal ini, Michael Hart, peneliti Amerika dalam buku populernya yang diberi nama, “Seratus: Peringkat Orang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah” menuliskan, “Dalam sejarah penulisan, tidak ada tulisan yang huruf-hurufnya masih tetap utuh secara sempurna kecuali hanya Al-Quran semata”. Di lain tempat dia mengingatkan, “Di antara buku-buku yang kami miliki, yang mana dalam keorisinilan dan keabsahan, sangatlah langka dan tunggal dan sama sekali tidak ada keraguan di dalamnya sebagaimana ketika diturunkan, terjaga dan selamat dari ucapan manusia dan buku ini adalah Al-Quran.”
Demikian juga, Joseph von Hammer, Orientalis Austria, dalam pendahuluan terjemahan Al-Qurannya, menuliskan, “Al-Quran bukan semata-mata undang-undang Islam, akan tetapi ekspresi puncak Arab dan metode kitab ini menunjukkan bahwa Al-Quran diturunkan oleh Tuhan dan Muhammad (Saw) pengaruh kekuasaan kitab ini disebarkan dengan daya percakapan; dengan demikian ucapan Ilahi ini tidak mungkin buatan dan lontaran benak manusia.”
Demikian juga, Professor Yushidi Kusan, Direktur Observatorium Tokyo dalam buku “Sesungguhnya ini adalalah Kitab Yang Benar” menuliskan, “Kitab Al-Quran ini mensifati keberadaan (wujud) dari poin tertinggi dalam alam eksistensi, adapun yang mengatakan Al-Quran ini melihat semua segala keberadaan adalah benar, dikarenakan segala sesuatu tersingkap dihadapan kitab langit ini.”

Koneksi Menakjubkan Ayat-ayat Al-Quran dengan Ilmu Psikologi
Marcel Bawazar, cendekiawan Swiss dan pemilik buku “Filantropi Dalam Islam” berusaha memahami rahasia pengaruh keajaiban Al-Quran, dengan demikian dia mengatakan, “Al-Quran menjadikan manusia sebagai audien dalam bentuk keseluruhan dan sempurna, yang juga dapat mengkolerasikan ajaran-ajaran kitab wahyu ini dalam pelbagai aspek ilmu psikologi.”
Di akhir, harus diakui bahwasanya Dzat yang telah menciptakan jiwa manusia, benar-benar mengetahui jalur, liku-likunya jalan dan horizon yang dilalui manusia; karena inilah kitab Al-Quran diturunkan sebagai navigasi jalan untuk manusia ini, “Ala Ya’lamu Man Khalaqa wa Huwa al-Lathif al-Khabir”, Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (QS. Al-Mulk: 14).

1447208

Kunci-kunci: quran
captcha